Tampilkan postingan dengan label SKRIPSI IPA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SKRIPSI IPA. Tampilkan semua postingan

Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Karakter pada Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit


E.  Manfaat Penelitian
1.    Bagi Siwa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran secara mudah dan dapat belajar secara aktif sehingga dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui keterampilan proses sains seperti pengamatan dan eksperimen.
2.    Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang variatif dengan melibatkan siswa secara aktif sehingga memberikan pembelajaran yang bermakna.
3.    Bagi Peneliti
Meningkatkan  keterampilan dan wawasan dalam merangcang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang variatif. Selain itu, peneliti dapat memahami penggunaan pengembangan model inkuiri terbimbing yang dapat membantu tujuan pembelajaran yang diharapkan.

F.  Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi merupakan pedoman dalam menyusun laporan penelitian. Struktur organisasi skripsi  ini sebagai berikut :
1.        BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang penelitian,  identifikasi dan batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,  dan struktur organisasi skripsi
2.        BAB II Kajian Pustaka
Kajian pustaka memaparkan landasan-landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian
3.        BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi penjabaran tentang metode penilitian yang terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, pengembangan model pembelajaran, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data.
4.        BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi  hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang dikaitkan dengan landasan teoritik yang telah dibahas  dalam kajian pustaka.
5.        BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini menyajikan  penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian
6.        Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi.
7.        Lampiran
Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dengan memberi nomor urut pada setiap lampiran untuk memudahkan pembaca

Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Karakter pada Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit


C.  Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
a.         Bagaimana model pembelajaran pada subtema gaya dan gerak yang biasa digunakan di Kelas IV Sekolah Dasar ... Kecamatan ...  ?
b.        Bagaimana rancangan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada subtema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar ... Kecamatan ...   ?
c.         Bagaimana implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing pada subtema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar ... Kecamatan ...  ?
d.        Bagaimana model pembelajaran inkuiri terbimbing pada subtema gaya dan gerak yang dapat digunakan untuk siswa di kelas IV Sekolah Dasar ... Kecamatan ...  ?

D.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.        Untuk mengetahui model pembelajaran yang biasa digunakan di Kelas IV Sekolah Dasar ... Kecamatan ...
2.        Untuk menghasilkan  rancangan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada subtema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar ... Kecamatan ...
3.        Untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing pada subtema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar ... Kecamatan ...
4.        Untuk menghasilkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada subtema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar ... Kecamatan ...

Identifikasi dan Batasan Masalah Penelitian tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Karakter pada Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

B.  Identifikasi dan Batasan Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah yang dikemukakan, masalah pembelajaran yang menjadi perhatian peneliti dan menuntut pemecahan berkaitan dengan:
a.    Belum optimalnya merancang proses pembelajaran yang  menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berdasarkan fase-fase sehingga guru merasa kesulitan dalam menuangkannya ke dalam RPP
b.  Belum optimalnya proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran guna  menciptakan pengalaman dan kondisi belajar yang bermakna bagi siswa terutama pada materi yang memerlukan praktik atau percobaan
c.     Belum optimalnya mengembangkan proses pembalajaran yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran karena hanya memberikan pengalaman yang  verbalistik kepada siswa. 

2.    Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan model pembelajaran inkuiri terbimbing dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Gugus Anggrek Kecamatan Rajapolah. Pengembangan model pembelajaran inkuiri terbimbing difokuskan pada Tema Selalu Berhemat Energi dan mengambil Subtema gaya dan gerak pada pembelajaran 2. Mata pelajaran yang dipadukan yaitu IPA, Bahasa Indonesia, dan  SBdP. Materi yang diajarkan dalam pembelajaran 2 ini tentang konsep gaya gesek.

Latar Belakang Penelitian tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Karakter pada Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

                BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Penelitian

Dalam keseluruhan proses pendidikan, pembelajaran merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting sebagai proses interaksi antara guru dan siswa dalam mengelola lingkungan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik (Asep dkk, 2007, hlm.3) bahwa ‘pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.’ Menurut Slavin (Putra, 2012,  hlm.15) ‘pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman.’ Sedangkan menurut Mohammad Surya (Dadang & Nana, 2006, hlm.6) ‘pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dengan demikian, pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan siswa dengan lingkungan pembelajaran untuk mengubah tingkah laku siswa secara menyeluruh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Jadi, tugas seorang guru dalam pembelajaran adalah fasilitator yang memberikan berbagai kemudahan kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran. Sedangkan siswa dipandang sebagai subjek belajar yang memiliki potensi untuk aktif berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran.
Pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan mengubah tingkah laku melalui pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Pada hakikatnya tujuan pembelajaran tersebut dikemas dengan menetapkan berbagai kemampuan yang harus dimiliki setiap siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Sasaran dari tujuan pembelajaran mencakup ranah kognitif, apektif dan psikomotor sehingga akan membentuk manusia (peserta didik) secara utuh yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru harus memiliki pedoman yaitu kurikulum. Kurikulum berfungsi untuk mengarahkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa. Kurikulum selalu mengalami pergantian yang disesuaikan dengan kebutuhan masa depan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maka pemerintah melakukan terobosan baru dengan mengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 merupakan jembatan emas menuju perubahan pendidikan yang lebih baik dan disusun secara luas dan lebih fleksibel. Kurikulum 2013 bertujuan mempersiapkan siswa yang unggul dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Karakteristik dari kurikulum 2013 diantarnya pembelajaran berpusat pada siswa yaitu dengan membangun pengetahuannya sendiri, pembelajaran dilakukan secara tematik dengan memadukan beberapa mata pelajaran, menggunakan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian autentik dalam proses pembelajarannya.
Dalam kurikulum 2013, pelaksanaan proses pembelajaran di Sekolah Dasar menggunakan pembelajaran tematik. Menurut Sutirjo dan Sri Istuti Mamaik (Mulyoto,2013,hlm.118) ‘Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintrgrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu tema pembahasan.’ Pada jenjang Sekolah Dasar, pembelajaran tematik dilaksanakan dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik merupakan proses pembelajaran yang dikemas dalam satu tema pembahasan dengan mengaitkan materi dari beberapa mata pelajaran dengan alokasi waktu satu hari penuh.
Pembelajaran tematik di setiap kelas terdiri dari beberapa tema pembahasan. Setiap tema pembahasan dikembangkan menjadi beberapa subtema dan setiap subtema terdiri dari beberapa pertemuan pembelajaran yang memberikan berbagai pengalaman belajar sehingga siswa mudah mempelajari materi yang disampaikan oleh guru dan mendapat hasil belajar yang lebih bermakna.Melalui pembelajaran tematik ini, kebutuhan siswa akan terpenuhi secara tuntas karena mengintegrasikan tiga ranah yaitu kognitif, apektif dan psikomotor yang sesuai dengan minat dan bakat setisp siswa.
Selain pembelajaran tematik, dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yaitu berupa pendekatan ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Dalam proses pembelajarannya harus dilakukan dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan berusaha mengembangankan keterampilan sains  yang akan mendorong siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan menemukan sendiri konsep pengetahuan. Dengan demikian, proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 yaitu menggunakan pembelajaran tematik yang memadukan beberapa mata pelajaran yang dikemas dalam sebuah tema pembahasan dengan mengembangkan pendekatan saintifik agar siswa mendapatkan pengalaman yang bermakna.
Mengingat betapa pentingnya suatu proses pembelajaran maka dibutuhkan suatu perencanaan pembelajaran yang matang. Nana Sudjana dalam Dadang Sukirman & Nana Jumhana (2006, hlm. 32) menyatakan bahwa,
Perencanaan pembelajaran adalah memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran yaitu mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran, sehingga arah kegiatan (tujuan),isi kegiatan(materi), cara penyampaian kegiatan (metode,teknik, alat dan sumber) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis.

Oleh karena itu, agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan bermakna bagi siswa seorang guru harus mengupayakan melalui perecanaan yang baik dan benar. Salah satunya, dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan maka dapat merancang proses pembelajaran dengan memilih dan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Model pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran antara lain sebagai penyegaran pembelajaran, membangkitkan motivasi belajra siswa, menjadikan pembelajaran lebih variatif dan mempermudah mencapai tujuan pembelajaran.  Joyce (Trianto, 2012, hlm.52) mengemukakan bahwa ‘setiap model pembelajaran mengarahkan guru untuk merancang pembelajaran yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.’ Dalam proses pembelajaran, seorang guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena setiap model yang dikembangkan akan menuntut perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik model itu sendiri sehingga membantu guru menciptakan pembelajaran yang bermakna dengan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
Dilapangan  proses pembelajaran di SD belum optimal diantaranya karena sebagian guru belum merancang proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung terutama pada materi yang memerlukan praktik atau percobaan seperti konsep gaya gesek sehingga proses pembelajaran hanya memberikan pengalaman yang verbalistik menyebabkan siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diajarkan. Hal ini dipertegas oleh Oemar Hamalik (Ayi Ahmad, 2012, hlm.6) bahwa ‘Siswa cenderung pasif menghabiskan semua waktu hanya untuk mendengar, melihat, mencatat, dan membaca atau DDCH (Duduk, Dengar, Catat,  Hafal).’
Selain itu, belum optimalnya merancang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yang sesuai dengan fase-fase sehingga pembelajaran berlangsung monoton dan kurang menantang bagi siswa. Kemudian guru merasa kesulitan dalam menuangkan RPP berdasarkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran tematik yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk mengantisipasi berbagai permasalahan tersebut, solusi yang dapat dipilih adalah dengan menggunakan dan mengembangkan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang inovatif. Model pembelajaran inkuiri terbimbing didasarkan pada sejumlah pertanyaan yang sudah di siapkan guru untuk membimbing siswa menuju penemuan. Menurut Putra (2012,hlm.96)                      Inkuiri terbimbing adalah pendekatan inkuiri saat guru membimbing siswa
melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan dengan suatu diskusi.”
Jadi, model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan mengajukan sejumlah pertanyaan sebagai bimbingan untuk memperoleh sendiri konsep pembelajaran yang dapat dilakukan melalui eksperimen atau observasi dalam rangka memecahkan suatu masalah.  Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan siswa atau dapat dikemas dalam LKS.
Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa. Selain itu, model pembelajaran ini mendukung karakteristik siswa Sekolah Dasar yang selalu ingin tahu, selalu ingin berbuat sesuatu, suka dengan permainan dan berada pada tahap operasional konkrit. Hal ini sejalan dengan tuntutan kurikulum 2013 yang menitikberatkan proses pembelajaran bepusat pada siswa dengan menggunakan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik yang akan memberikan pengalaman belajar secara terpadu kepada siswa dan mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah.
Penelitian ini dilakukan di kelas IV dengan menggambil tema Selalu Berhemat Energi subtema Gaya dan Gerak yang dapat membantu guru untuk merancang proses pembelajaran bersadarkan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam lingkungannya.
Berdasarkan  permasalahan  tersebut  diatas,  penulis  tertarik  untuk mengadakan Penelitian dan Pengembangan (R & D) yaitu “Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Tema Selalu Berhemat Energi .”

Saran Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA


B.      Saran
Dengan mengidentifikasi hasil penelitian dan pengalaman selama melaksanakan penelitian untuk pengembangan perangkat pembelajaran khususnya perangkat pembelajaran IPA yang berbasis karakter, peneliti memberikan beberapa saran berikut:
1.        Proses penelitian pengembangan merupakan proses yang cukup rumit, sehingga diperlukan waktu penelitian yang cukup. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dibutuhkan kesiapan yang matang, khususnya dalam instrumen penelitian yang digunakan agar waktu yang tersedia bisa digunakan dengan lebih efektif.
2.        Untuk lebih meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter, sebaiknya perlu dilakukan monitoring terhadap pelaksanaan pembelajaran termasuk penilaian perangkat pembelajaran yang digunakan agar guru sebagai pelaksana pendidikan karakter di lapangan bisa dengan tepat melaksanakan pembelajaran berbasis karakter.
3.        Perangkat pembelajaran ini hendaknya diuji cobakan juga pada kelas lain atau sekolah-sekolah lain, serta dikembangkan untuk pokok bahasan yang lain, karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada uji coba hasil belajar siswa meningkat serta dapat berpengaruh terhadap karakter siswa.

Simpulan Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A.      Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter pada materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit di SDN ... Kabupaten Ciamis, maka dapat diambil beberapa simpulan. Yang pertama, pembelajaran IPA berbasis karakter di SDN ... belum terlaksana. Salah satunya ditandai dengan perangkat pembelajaran yang digunakan belum mencerminkan pembelajaran IPA berbasis karakter.
Kedua, untuk mengatasi belum terlaksananya pembelajaran IPA berbasis karakter di SDN ..., dirancanglah perangkat pembelajaran berdasarkan model pengembangan perangkat 4D karya Thiagarajan yang di modifikasi menjadi 3D, yaitu Define (pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (pengembangan). Dalam tahap perancangan ini dihasilkan rancangan perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter Draft 1 yang dapat digunakan.
Perangkat pembelajaran ini terdiri dari silabus, RPP, LKS, bahan ajar, alat evaluasi dan media. Perangkat pembelajaran ini disusun dengan mengacu pada standar proses dan peraturan menteri pendidikan nasional. Setelah dirancang, perangkat pembelajaran draft 1 ini dilakukan penilaian validasi ahli. Hasil dari penilaian ahli terhadap perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter mempunyai total kevalidan dari para validator sebesar 4.46. Hal ini berarti perangkat pembelajaran yang dikembangkan berada dalam kategori sangat valid. Sehingga dapat dilakukan uji coba perangkat pembelajaran.
Simpulan ketiga, proses implementasi perangkat pembelajaran dalam uji coba berdasar dari pengamatan keterlaksanaan sintaks pembelajaran yang dilakukan pada uji coba terbatas adalah 94% terlaksana dengan nilai rata-rata sebesar 3,27, yang berarti RPP terlaksana dengan kategori baik. Respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah positif, yaitu sebanyak 87,8% siswa menilai positif dan 12,2% menilai negatif terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Selain itu, hasil belajar siswa kelas IV SDN ... pada materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit mengalami peningkatan sesudah menggunakan perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter ini berpengaruh tehadap peningkatan hasil belajar siswa. Selain hasil belajar, karakter siswa kelas IV SDN ... juga mengalami peningkatan. Adapun karakter siswa yang dinilai dan mengalami peningkatan dalam penelitian ini adalah karakter Religius, ingin tahu, percaya diri, sikap terbuka untuk menerima dan menghargai keberagaman pendapat, disiplin, tanggung jawab, kerja sama dan peduli lingkungan Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter ini juga berpengaruh tehadap karakter siswa.
Maka, berdasarkan hasil uji coba produk di lapangan, dihasilkanlah produk akhir perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, bahan ajar, alat evaluasi dan media. Untuk lebih jelasnya, produk akhir ini dapat dilihat dalam lampiran C.