Tampilkan postingan dengan label SKRIPSI TEMATIK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SKRIPSI TEMATIK. Tampilkan semua postingan

CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR


Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana pengaruh pendekatan pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar pada pembelajaran Subtema Macam-Macam Sumber Energi di kelas IV Sekolah Dasar .................... dan Sekolah Dasar Negeri Pasirmalang UPTD Pendidikan Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya?”.
1.      Pertanyaan Penelitian
Untuk memperjelas permasalahan penelitian, rumusan masalah penelitian tersebut diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a.       Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Macam-Macam Sumber Energi tanpa menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI di kelas IV Sekolah Dasar ....................?
b.      Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Macam-Macam Sumber Energi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pasirmalang?
c.       Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran Subtema Macam-Macam Sumber Energi tanpa menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI di Sekolah Dasar .................... dengan pembelajaran Subtema Macam-Macam Sumber Energi yang menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI di Sekolah Dasar Negeri Pasirmalang?
d.      Apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar pada pembelajaran Subtema Macam-Macam Sumber Energi di kelas IV Sekolah Dasar .................... dan Sekolah Dasar Negeri Pasirmalang?


2.      Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
Agar pembahasan masalah lebih terarah dan tidak meluas, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada hal-hal berikut ini:
a.       Penelitian ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar .................... dan Sekolah Dasar Negeri Pasirmalang UPTD Pendidikan Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.
b.      Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran tematik pada Subtema Macam-Macam Sumber Energi yang mengaitkan beberapa materi pembelajaran yaitu sifat-sifat cahaya dan fotosintesis untuk mata pelajaran IPA, pembuatan laporan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kelipatan persekutuan terkecil untuk mata pelajaran Matematika.
c.       Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi hanya pada hasil belajar kognitif karena keterbatasan dari segi kapasitas peneliti, waktu dan biaya.

CONTOH IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Identifikasi Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah yang menjadi perhatian peneliti dan harus dilaksanakan upaya pemecahannya diantaranya :
1.      Kurangnya persiapan guru dalam merancang proses pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa.
2.      Proses pembelajaran masih menekankan pada pelafalan konsep bukan pemahaman konsep, proses pembelajaran kurang memaksimalkan aktivitas siswa sehingga siswa tidak dapat belajar bagaimana cara memecahkan masalah, berpikir kreatif, inovatif, kritis dan sistematis.
3.      Proses pembelajaran lebih menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan ketersampaian materi semata bukan pada optimalisasi hasil belajar siswa, materi yang disampaikan bersifat teoritis dan kurang memberikan contoh-contoh yang kontekstual.
4.      Proses pencapaian tujuan pembelajaran agar siswa menguasai materi-materi yang membutuhkan pemahaman mendalam melalui percobaan dan praktik secara langsung kurang begitu diperhatikan, metode yang digunakan dalam penyampaian materi monoton dan kurang mengoptimalkan pemanfaatan seluruh indera yang dimiliki siswa.

Contoh Latar Belakang Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Savi Terhadap Hasil Belajar Pada Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar



Latar Belakang Penelitian


Pembelajaran diartikan sebagai suatu proses komunikasi antara guru, siswa dan materi pembelajaran. Oemar Hamalik dalam Hernawan dkk. (2007, hlm. 3) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran’. Proses pembelajaran akan berhasil jika komunikasi antara guru, siswa dan materi terjalin dengan baik. Guru harus memahami tujuan apa yang ingin dicapai  oleh siswa setelah siswa melaksanakan suatu proses pembelajaran.  Jadi pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi antara siswa, guru, materi dan lingkungan sekitar yang dilakukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan bakat serta minat siswa dalam upaya mencapai suatu kompetensi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Rohman dan Amri (2013, hlm. 4) mengemukakan bahwa “dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model/ teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning)”. Guru yang bertanggung jawab atas efektif tidaknya pelaksanaan pembelajaran, oleh karena itu guru dituntut untuk kreatif dalam menciptakan ide-ide segar yang inovatif serta memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pencapaian tujuan pembelajaran pada dasarnya ditentukan oleh penggunaan kurikulum sebagai pedoman yang akan mengarahkan proses pembelajaran menjadi lebih teratur dan terencana. Kurikulum senantiasa mengalami perkembangan dari jaman ke jaman. Hal ini tentunya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang matang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan jaman. Pengembangan kurikulum yang baru-baru ini dicanangkan oleh pemerintah adalah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, berkarakter, kreatif, inovatif, cerdas dan mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa. Prastowo (2013, hlm. 219 )“rumusan kompetensi inti dalam kurikulum 2013 terdiri atas 4 yaitu kompetensi inti sikap spiritual, kompetensi inti sikap sosial, kompetensi inti pengetahuan dan kompetensi inti keterampilan”. Dengan kata lain kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan kehidupan siswa ke arah yang lebih baik dalam segi agamanya, kehidupan sosialnya, pengetahuannya maupun keterampilan yang dimilikinya. Pembelajaran yang biasanya terpusat pada guru berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa dituntut belajar aktif dan mencari hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari tidak hanya dari guru saja namun bisa dari manapun. Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakter diantaranya menciptakan suatu pembelajaran yang bermakna, menggunakan pendekatan saintifik, menggunakan penilaian autentik, pembelajaran dilakukan secara kontekstual dan tematik sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan dapat memberikan inspirasi kepada siswa agar terdorong untuk senantiasa berpikir kritis dan analitis dalam memahami hubungan antara materi satu dengan materi yang lainnya.
Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang dilakukan dalam satu hari penuh dengan mengaitkan beberapa kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran berdasarkan tema tertentu. Dengan pembelajaran tematik, maka siswa akan lebih mudah dalam memusatkan perhatian terhadap satu tema tertentu, siswa akan mampu mengembangkan kompetensi dasar antar mata pelajaran ke dalam suatu tema yang sama sehingga pemahaman siswa terhadap suatu materi akan lebih mendalam. Selain itu siswa akan merasa bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran karena mereka dapat berhubungan dengan situasi nyata dan dapat berpikir secara menyeluruh (holistik) dalam menghadapi suatu fenomena tanpa harus harus memisah-misahkan ilmu berdasarkan mata pelajaran. Supraptingsih dkk. (2009, hlm. 6) mengemukakan bahwa “pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing)”. Maka dari itu, seorang guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran tematik yang menyenangkan dan bermakna agar siswa bisa mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan sehingga hasil belajar yang diperoleh akan lebih bertahan lama. Belajar dengan mengalami akan membuat siswa makin memahami materi pembelajaran yang sedang dipelajarinya karena anak usia sekolah dasar masih melihat sesuatu secara konkrit, artinya siswa sekolah dasar akan mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran jika materi pembelajaran hanya disampaikan secara teori saja.
Jika melihat gejala yang tampak di lapangan, proses pembelajaran yang dilakukan lebih mementingkan pelafalan konsep daripada pemahaman konsep.  Dengan demikian, proses pembelajaran yang diharapkan akan berjalan lancar berubah menjadi proses pembelajaran yang pasif dan tidak memberikan kenyamanan bagi siswa. Selain itu, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan penggunaan inderanya, siswa merasa tertekan dalam melaksanakan proses pembelajaran karena siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensinya sehingga timbul kesulitan-kesulitan belajar pada siswa terlebih lagi dalam materi-materi yang membutuhkan pemahaman mendalam dan harus mempraktikkannya secara langsung seperti pada materi cahaya, fotosintesis, pembuatan laporan dan menentukan kelipatan persekutuan terkecil. Dengan demikian, hal ini bisa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena suatu proses pembelajaran yang tidak melibatkan aktivitas tubuh hanya akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonsumsi apa yang disampaikan guru saja tanpa mengalami langsung hal-hal yang sedang dipelajari.
Contoh-contoh fenomena pembelajaran dilapangan yang demikian, jelas sangat bertentangan dengan hakikat pembelajaran dan hakikat perkembangan anak karena potensi yang dimiliki oleh siswa harus bisa dikembangkan secara optimal. Dave Meier (Astuti, 2003, hlm 91) mengemukakan bahwa ‘melibatkan tubuh dalam belajar cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya’. Suatu pembelajaran yang baik adalah pembelajaran bermakna yang menghendaki anak untuk aktif dan tidak hanya duduk manis mendengarkan guru yang sedang menerangkan materi.
Ada banyak faktor yang memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari suatu materi, salah satu penyebabnya adalah kurang kreatifnya guru dalam merancang proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik, kreatif, inovatif dan dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa, sehingga ketika masuk ke kelas, guru yang kurang mempersiapkan proses pembelajaran akan memberikan materi alakadarnya dan tidak terencana. Tentunya jika hal ini terus terjadi, akan sangat disayangkan karena pembelajaran menjadi kurang berkualitas, apalagi di era perkembangan kurikulum seperti sekarang ini yang tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi guru-guru di Indonesia untuk dapat lebih kreatif dalam merancang pembelajaran.
Guru harus memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik peserta didik. Menurut Rochman Natawijaya (Satori, 2008, hlm. 2.32) ‘pemahaman yang dimaksud mencakup pemahaman tentang kepribadian murid serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, perbedaan individual di kalangan peserta didik, kebutuhan, motivasi dan kesehatan peserta didik’. Proses pembelajaran perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran sehingga pada akhirnya guru dapat mengembangkan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Dengan demikian siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain dan pada gilirannya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.
Masalah-masalah tersebut tentunya perlu dicarikan solusi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran dapat diatasi karena pembelajaran yang baik akan menuntut siswa belajar aktif,  kreatif dan dapat mengembangkan sikap ilmiah yang dimunculkan ketika siswa terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang dirancang oleh guru sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang efektif. Seorang guru harus mampu merancang proses pembelajaran dengan kemasan yang menarik dan inovatif, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan penggunaan pendekatan pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan pengalaman yang bermakna bagi diri siswa. Sebagaimana pendapat Newman dan Logan (Mansyur, 1992, hlm.4) :
Pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang harus dilaksanakan agar proses belajar mengajar berhasil adalah spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil proses belajar mengajar, pemilihan pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif, menetapkan norma atau kriteria keberhasilan.


Berdasarkan pendapat tersebut, pedoman ke dua untuk pencapaian keberhasilan proses pembelajaran adalah pemilihan pendekatan pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Pendekatan pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, hal ini memiliki arti bahwa guru-guru dapat bebas memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dan efektif untuk diterapkan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran akan membantu guru dalam menciptakan dan mengelola suatu proses pembelajaran yang teratur, terarah dan terencana. Optimalisasi dan penggunaan pendekatan pembelajaran harus dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran sehingga siswa mampu mengerahkan dan menerapkan seluruh kemampuannya.
Pendekatan pembelajaran yang dibutuhkan adalah pendekatan pembelajaran yang dapat memahami kondisi siswa, dapat mengaktifkan seluruh siswa, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan aktivitasnya dengan memanfaatkan semua indera yang dimiliki dan mempraktikkan materi yang sedang dipelajari secara langsung. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memaksimalkan aktivitas siswa dan memberikan pengalaman bermakna bagi siswa dalam proses pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) yang dapat menunjang proses pembelajaran sesuai kurikulum 2013 yang menuntut pembelajaran tematik yang kreatif, inovatif dan efektif. Pendekatan pembelajaran ini mampu menggabungkan seluruh aktivitas intelektual dengan gerakan fisik serta seluruh indera yang dimiliki dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendekatan pembelajaran SAVI terdiri atas beberapa prinsip yaitu Somatis yang artinya tubuh, Auditori yang artinya mendengarkan dan berbicara, Visual yang artinya mengamati dan menggambarkan, Intelektual yang artinya berpikir dan merenungkan. Prinsip-prinsip yang dimiliki oleh pendekatan pembelajaran SAVI ini harus nampak dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi optimal. Dengan pendekatan pembelajaran SAVI, siswa bisa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang berkesan karena siswa difasilitasi dengan berbagai media pembelajaran yang menarik, iringan musik yang dapat membuat siswa merasa rileks dalam mengikuti proses pembelajaran serta pengalaman-pengalaman belajar lain yang mungkin tidak pernah siswa rasakan sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui kefektifan pendekatan pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Subtema Macam-Macam Sumber Energi. Penelitian tersebut dituangkan dalam sebuah judul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran SAVI terhadap Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar”.