STUDI
KASUS
SISWA
BERKESULITAN BELAJAR DALAM MEMBACA
Nama Penyusun ................
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan,Universitas Pendidikan Indonesia
Penelitian ini
mendeskripsikan tentang kasus kesulitan belajar dalam membaca yang dialami
seorang siswa yang bernama Sabila (nama disamarkan). Sabila merupakan seorang
siswa kelas II dari Sekolah Dasar Negeri ......... Penelitian bertujuan untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dalam membaca yang
dialami Sabila, dan hasil belajarnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu
studi kasus dengan desain penelitian kualitatif.. Untuk memperoleh data
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumnetasi. Subyek penelitian dalam
penelitian ini yaitu Sabila dan untuk mendapatkan informasi, peneliti memilih
beberapa narasumber yaitu Sabila, guru kelas II, keluarga Sabila dan teman
Sabila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar membaca yang dialami Sabila. Faktor tersebut
secara umum dikategorikan pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal mencakup faktor fisiologis (kesehatan fisik) dan faktor psikologis
(motivasi, ingatan dan konsentrasi yang kurang). Sedangkan faktor eksternal
mencakup lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan teman sebaya yang kurang menunjang. Karena kesulitan membaca yang dialami Sabila
ini menyebabkan prestasi belajarnya kurang memuaskan. Dari sebelas mata
pelajaran yang diajarkan, hanya empat pelajaran yang nilainya sudah memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan tujuh pelajaran lainnya masih
dibawah KKM. Apabila nilai hasil belajar Sabila di semester genap nanti masih
dibawah KKM maka Sabila belum bisa naik ke kelas III. Karena selain kurang dari
KKM, ia pun belum bisa menyelesaikan tugas perkembangannya di kelas II yang
dikhawatirkan ia akan tertinggal jauh dibanding dengan teman-temannya. Untuk
itu direkomendasikan kepada keluarga harus memberikan semangat, motivasi dan
perhatian dalam kegitan belajarnya dan jangan pernah mencela terhadap kekurangan
yang dimilikinya, guru dalam menggunakan metode pembelajaran dan media harus lebih
bervariatif serta melaksanakan tugas pokok guru sebagai pembimbing siswa
berkesulitan belajar dan kepada Sabila untuk lebih giat belajar, dan berlatih
membaca.
Kata
kunci : kesulitan belajar, membaca
Membaca
merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh
seorang siswa, disamping tiga keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak,
berbicara dan menulis. Keterampilan membaca dinilai sangat penting dimiliki
oleh seorang siswa karena merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Menurut Tarigan (dalam Resmini dan Juanda, 2007, hlm. 74) membaca adalah
“kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan dalam bentuk cetakan
(huruf-huruf)”. Dengan demikian membaca sebetulnya merupakan aktivitas
menguraikan kode-kode tulisan ke dalam bunyi atau menguraikan kode-kode grafis
yang mewakili bahasa ke dalam makna tertentu.
Di sekolah dasar
membaca dapat dibagi menjadi dua tahapan. Untuk kelas rendah (kelas I,II, dan
III) disebut dengan membaca permulaan. Dan untuk kelas tinggi (IV,V, dan VI)
disebut membaca lanjut. Membaca permulaan yang mulai diajarkan sejak siswa
duduk di kelas I, merupakan pondasi untuk siswa. Disebut pondasi karena setiap
kegiatan belajar yang dilakukan akan berhubungan dengan membaca. Tanpa
keterampilan membaca siswa tidak bisa menyelesaikan tugas dalam bentuk tulisan
yang diberikan kepadanya, karena siswa tidak mengerti maksud dari tulisan
tersebut. Selain itu, membaca permulaan juga sebagai dasar untuk dapat membaca
lanjut.
Belajar
keterampilan membaca juga merupakan salah satu tugas perkembangan anak usia
sekolah. Membaca telah diajarkan karena pertumbuhan jasmani dan rohaninya sudah
cukup matang untuk menerima pengajaran (Budiman, 2012, hlm. 20). Apabila siswa
gagal dalam melaksanakan tugas perkembangannya dalam hal ini belajar membaca
hal ini akan mengakibatkan pola perilaku yang tidak matang sehingga sulit
diterima oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman sebayanya
yang sudah menguasai tugas perkembangan tersebut .
Tapi fakta yang
terjadi di sekolah dasar, di kelas rendah bahkan di kelas tinggi terdapat siswa
yang belum bisa membaca. Ketidakmampuan membaca ini salah satu sebabnya karena
siswa tersebut mengalami kesulitan belajar yaitu kesulitan belajar dalam membaca. Kesulitan
belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan
hambatan-hambatan tertentu, dalam mencapai tujuan belajar. Jadi siswa yang
mengalami kesulitan belajar akan menghadapi hambatan-hambatan tugas-tugasnya di
sekolah.
Penelitian yang
membahas mengenai kasus siswa berkesulitan belajar dalam membaca ini dilakukan bertujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor – faktor penyebab kesulitan belajar
dalam membaca yang dialami Sabila serta prestasi belajarnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yaitu metode untuk menghimpun
dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus (dalam Sukmadinata, 2011:
hlm. 77). Kasus yang dibahas dalam penelitian ini adalah kasus seorang siswi
kelas II SD yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca. Kasus ini sama
sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh
kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus
tersebut. Karena setiap kasus itu bersifat unik atau memiliki karakteristik
sendiri yang berbeda dengan kasus lainnya (Sukmadinata, 2011: hlm.64).
Subjek dalam penelitian
ini adalah seorang siswi kelas II Sekolah Dasar Negeri ........ Kota
Tasikmalaya yang berkesulitan belajar dalam membaca. Nama dari subjek
penelitian disamarkan menjadi Sabila, hal ini dilakukan untuk menjaga privasi
dari siswa yang bersangkutan.
Menurut Sugiyono
(2007: hlm. 298) dalam penelitian studi kasus tidak menggunakan populasi karena
berangkat dari kasus yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya
tidak diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan pada situasi sosial yang memiliki kesamaan. Karena
tidak menggunakan populasi, ini juga berarti studi kasus tidak menggunakan
sampel. Karena sampel merupakan bagian dari populasi.
Sampel dalam
penelitian studi kasus dinamakan narasumber, informan, partisipan, teman dan
guru dalam penelitian. Pemilihan nara sumber ini dilakukan secara purposive.
Artinya narasumber dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan
informasi tentang kasus yang diteliti (Sukmadinata,2010 : hlm.101) . Narasumber
yang dipilih dalam penelitian ini adalah Sabila, keluarga Sabila, guru kelas
II, dan teman Sabila.
Instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
situasi sosial yang diamati. Dalam penelitian ini yang menggunakan desain
penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama atau alat penelitian adalah
peneliti sendiri (Sugiyono, 2007 : hlm. 305).
Meskipun
peneliti adalah instrumen utama, namun setelah fokus penelitian jelas maka
dapat dibuat instrumen lain yang dapat digunakan untuk melengkapi data dan
membandingkan dengan data yang telah ditemukan. Dalam penelitian ini,
menggunakan instrumen berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan pedoman
dokumentasi. Lembar observasi berisi aspek-aspek yang akan diamati dalam
penelitian, pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada narasumber, dan pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis
besar atau kategori yang akan dicari. Sebelum merancang instrumen penelitian
yang digunakan, peneliti membuat kisi-kisi instrumen.
Proses
Pengembangan Instrumen dalam penelitian ini meliputi uji kredibilitas dan uji transferability.
Uji Kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Baik
triangulasi sumber data maupun triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi
sumber data berarti untuk mendapatkan
data, peneliti memilih sumber data yang berbeda-beda dengan menggunakan teknik
yang sama yaitu wawancara. Sedangkan triangulasi teknik, berarrti peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama.
Uji Transferability
ini berkaitan dengan dapat diterapkan atau digunakannya hasil penelitian dalam
konteks dan situasi lain (Sugiyono, 2007 : hlm. 376). Suatu penelitian dapat diberlakukan (transferability)
apabila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang jelas terhadap
penelitian tersebut sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian
tersebut. Maka dari itu peneliti harus memberikan uraian yang rinci, jelas,
sistematis, dan dapat dipercaya mengenai hasil penelitian.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini adalah
observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Observasi yang dilakukan adalah
observasi non partisipatif dan partisipatif. Observasi non partisipatif artinya
peneliti tidak terlibat dalam kegiatan tapi hanya berperan sebagai pengamat.
Dilakukan saat mengamati kegiatan Sabila di Sekolah. Sedangkan observasi
partisipatif dilakukan saat mengamati kegiatan Sabila di Rumah. Agar data yang
didapatkan lebih mendalam, peneliti juga melakukan wawancara dengan narasumber.
Narasumber yang dipilih dalam penelitian ini adalah Sabila, guru kelas II,
teman siswa (Fahira), dan keluarga Sabila (nenek Sabila). Dan untuk menguatkan
data yang diperoleh, peneliti juga melakukan studi dokumentasi terhadap
dokumen-dokumen yang berupa buku tulis, buku ulangan, dan buku rapor Sabila.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan model interaktif yang dikemukakan oleh Miles and
Huberman. Analisis interaktif terdiri dari tiga komponen, yakni: data reduction (reduksi data), data display (penyajian
data), dan conclusion drawing/ verification (menarik kesimpulan atau
verifikasi).
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang didapat dari observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi mengenai faktor yang mempengaruhi kesulitan membaca yang dialami
Sabila dan prestasi belajarnya diuraikan sebagai berikut :
Faktor Penyebab yang Mempengaruhi
Kesulitan Membaca yang Dialami Sabila
Secara umum faktor penyebab kesulitan membaca yang dialami Sabiala
dikategorikan ke dalam dua faktor, yakni faktor internal dn faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang mempengaruhi kesulitan membaca yang berada dari dalam diri
Sabila. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Faktor
fisiologis yang menyebabkan kesulitan membaca yang dialami Sabila yaitu
kesehatan fisik. Kesehatan fisik dapat mempengaruhi kesulitan membaca karena
dengan kondisi fisik yang terganggu (sakit) menyebabkan kesempatan seseorang
dalam belajar khususnya membaca menjadi terbatas. Hal ini pula yang dialami
Sabila. Menurut penuturan nenek Sabila (Ibu Neni) dalam satu bulan Sabila bisa
sakit sampai tiga kali. Saat Peneliti melakukan penelitian pun Sabila terserang
sakit berupa flu, batuk dan gejala tifus. Dengan kondisi seperti itu,
maka Sabila tidak dapat sekolah dan mengikuti les. Bila dipaksakan untuk
sekolah pun, hasilnya tidak optimal. Justru
yang terjadi kondisi Sabila menjadi lebih buruk.
Faktor
psikologis mencakup motivasi yang rendah, ingatan yang kurang dan konsentrasi
atau perhatian kurang. Faktor motivasi sangat berpengaruh terhadap proses
belajar. Dimyati dan Mudjiono (2006, hlm: 239) menyatakan bahwa motivasi
belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Apabila seorang siswa motivasinya lemah bahkan tidak ada akan melemahkan
kegiatan belajarnya. Seperti yang dialami Sabila selalu mendapatkan nilai yang
rendah, suasana belajar yang tidak memacu semangat membuat motivasi belajarnya
rendah. lemah. tidak memacunya belajar
lebih giat dalam belajar.
Faktor ingatan
atau memori yang kurang, peneliti temukan saat membimbing Sabila belajar huruf
yang belum diketahui pada waktu PLP. Saat peneliti meminta Sabila untuk
menyebutkan huruf yang telah diajarkan, beberapa waktu ia bisa. Namun setelah
cukup lama dan belajar huruf lain, ia tidak bisa dan mengatakan “hilap deui”.
Padahal menurut Grainger (2003 : hlm.181) membaca melibatkan proses mengingat
kata-kata, bunyi dan plot cerita. Namun faktor ingatan yang kurang ini bisa diatasi
dengan cara latihan membaca yang kontinyu.
Faktor
psikologis lain yang menjadi penyebab adalah konsentrasi. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2006, hlm: 239) konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan
perhatian saat pembelajaran. Dalam kasus Sabila ini, konsentrasinya saat
pembelajaran tergolong kurang. Konsentrasi yang kurang peneliti temukan ketika
observasi. Meskipun ia tergolong siswa yang pendiam, namun saat guru
menjelaskan ia terlihat tidak memperhatikan dan lebih banyak memperhatikan
orang lain. Salah satu sebab konsentrasi Sabila kurang saat belajar karena
Sabila jarang istirahat untuk membeli makanan dan minuman. Padahal menurut
Dimyati dan Mudjino (2006, hlm: 239) memperhitungkan waktu belajar serta
selingan istirahat dapat meningkatkan konsentrasi. Apabila seorang siswa tidak
diberi kesempatan untuk istirahat maka konsentrasinya akan menurun. Serupa
dengan Dimyati dan Mudjiono, Rooijakker
(dalam Dimyati dan Mudjino, 2006, hlm: 239-240) mengungkapkan dalam pengajaran
klasikal, kekuatan perhatian siswa selama tiga puluh menit akan menurun. Oleh
karena itu, ia menyarankan untuk memberikan istirahat selingan selama beberapa
menit.
Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor penyebab kesulitan belajar dalam membaca yang berasal
dari luar individu yang mengalami kesulitan tersebut. Faktor eksternal ini
meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan teman sebaya.
Faktor
lingkungan keluarga ini mencakup latar belakang dan pengalaman Sabila di rumah
serta keadaan ekonomi keluarga. Latar belakang keluarga Sabila adalah keluarga
yang broken home. Ibu dan ayahnya telah berpisah. Sebelum menikah dengan
ayahnya, ibunya pun pernah menikah. Dan sekarang ibunya menikah lagi. Saat ini
Sabila tinggal dengan neneknya. Sebelumnya ketika Sabila kelas I, juga pernah
tinggal dengan nenek tirinya di Taraju. Tapi menjelang kelas II sampai sekarang
ia menetap di rumah neneknya. Sedangkan ibunya di Bandung bersama ayah tirinya,
dan ayah kandungnya tinggal di Sambong. Hal ini pula menyebabkan kedekatan
Sabila dengan ibunya kurang. Dengan kondisi seperti ini, akan mempengaruhi
perkembangan khususnya dalam kemampuan membacanya karena untuk anak seusianya
hal itu dikategorikan sebagai pengalaman yang traumatis. Pengalaman Sabila di
rumah juga menjadi salah satu faktor penyebab kesulitan membaca yang
dialaminya. Waktu seorang anak bersama keluarga yang cukup lama dibanding
dengan di Sekolah seharusnya bisa dimanfaatkan untuk membantunya dalam mengembangkan seluruh potensi dan
kemampuannya. Salah satunya adalah kemampuan dalam hal membaca. Namun berdasarkan
hasil observasi dan wawancara, Sabila menyebutkan bahwa tidak ada yang membantu
atau membimbungnya dalam membaca. Memang hal ini bertentangan dengan yang
diutarakan oleh neneknya yang menyebut semua anggota keluarga membantu Sabila.
Faktor keadaan
ekonomi juga turut menjadi faktor penyebab. Tergolong keluarga yang kurang
mampu, menyebabkan Sabila tidak bisa mengikuti Sekolah Taman Kanak-kanak (TK)
seperti teman seusianya. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai huruf-huruf dan
membaca permulaan baru ia dapatkan saat masuk Sekolah Dasar. Memang tidak ada
keharusan bahwa seorang anak sebelum masuk SD sebelumnya harus Sekolah TK atau
harus sudah bisa membaca. Namun dengan begitu kemampuan membacanya akan sangat
terlihat terlambat bila dibandingkan dengan teman-temannya.
Faktor
lingkungan sekolah meliputi metode mengajar dan media yang digunakan guru
kurang bervariatif serta kurang berfungsinya peran guru dalam membimbing siswa
yang mengalami kesulitan belajar. Terlihat saat peneliti melakukan observasi,
guru ketika mengajar hanya menggunakan metode ceramah dan latihan. Hal ini
dapat menyebabkan siswa menjadi bosan dan tidak bisa memfasilitasi gaya belajar
siswa yang berbeda. Serta sering kali guru meminta siswa untuk menulis materi
atau tugas dengan teknik didiktekan. Untuk Sabila yang mengalami kesulitan
belajar khususnya membaca akan sangat memberatkan. Seharusnya guru menggunakan
metode dan teknik yang bervariatif. Guru juga jarang menggunakan media belajar
yang seharusnya digunakan untuk menjembatani siswa memahami materi. Hanya buku
paket dan buku LKS saja yang guru gunakan sebagai sumber belajar. Fungsi guru
sebagai pembimbing bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar pun kurang
diperhatikan. Sabila jarang mendapatkan bimbingan terkait kesulitan belajar
yang dialaminya. Padahal membimbing merupakan salah satu dari empat tugas pokok
guru.
Teman sebaya pun
sedikitnya menjadi penyebab kesulitan membaca yang dialami Sabila. Di Sekolah,
ketika Sabila belum selesai menulis beberapa teman sering mengejeknya. Bila
kejadian ini sering dilakukan, bisa mengakibatkan rasa percaya diri, semangat
belajar Sabila menjadi turun dan ia akan merasa rendah diri.
Prestasi
Belajar
Setelah melakukan studi dokumentasi pada buku rapor Sabila menunjukkan
bahwa prestasi belajar Sabila kurang memuaskan dan mayoritas nilainya dibawah
KKM. Dari 11 mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah hanya ada empat mata pelajaran
yang memenuhi KKM yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga (PJOK) dan Bahasa
Inggris. Sedangkan tujuh pelajaran lainnya seperti Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan
keterampilan, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Bahasa Sunda masih dibawah atau
belum memenuhi KKM.
Apabila
dianalisis, prestasi belajar Sabila yang kurang dari KKM ini dikarenakan Sabila
tidak dapat mengerjakan tes atau tugas-tugas dengan optimal. Sabila bisa
menjawab dengan benar apabila tes atau tugas tersebut berupa tes lisan.
Tapi apabila tes
tersebut berbentuk tes tertulis ia akan merasa kesulitan karena dengan tes
tertulis ia dituntut untuk dapat membaca pertanyaannya. Kesulitannya sedikit
tidak dipedulikan apabila tes berupa pilihan ganda. Karena dengan pilihan
ganda, Sabila bisa bebas mencakra jawaban yang menurutnya benar meskipun
sebelumnya ia tidak membaca pertanyaannya.
Juga dengan tes yang berupa pilihan ganda ini,
kemungkinan jawaban yang benar lebih besar bila dibandingkan apabila tes
berbentuk uraian singkat. Berbeda apabila tes tersebut adalah uraian singkat.
Sabila akan merasa kesulitan, bahkan tidak bisa mengisi karena dia dituntut
untuk dapat membaca pertanyaan dan mengisi jawabannya sendiri.
Kesulitan membacanya akan semakin terlihat apabila tes yang diberikan oleh
guru, pertanyaannya didiktekan. Maka selain ia kesulitan untuk menjawab
pertanyaan, ia pun kesulitan dalam menulis pertanyaan dengan benar. Hal ini
dikarenakan keterampilan membaca berhubungan erat dengan keterampilan menulis.
Keterampilan menulis belum dapat dikuasai oleh siswa apabila siswa tersebut
belum bisa membaca. Karena membaca merupakan prasayarat sebelum seseorang
belajar menulis. Seperti aksioma yang diungkapkan Alexander (dalam Resmini,
dkk, 2009 : hlm. 215) “nothing should be written before it has been read”.
Apabila kesulitan belajar yang dialami Sabila khususnya dalam membaca
belum bisa diatasi dan Sabila tidak bisa memperbaiki nilai-nilainya pada saat
semester ganjil maka besar kemungkinan Sabila tidak akan naik kelas. Karena
apabila dinaikkan ke kelas III dikhawatirkan Sabila semakin tertinggal
dibanding dengan teman-temannya.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian banyak faktor penyebab kesulitan belajar dalam membaca yang
dialami Sabila. Faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor kesehatan fisik Sabila yang
sering sakit, motivasi kurang, daya ingat yang kurang, dan perhatian atau
konsentrasi yang kurang terutama saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan
faktor eksternal mencakup faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
teman sebaya. Lingkungan keluarga Sabila
yang broken home (ayah ibunya sudah bercerai, dan ibunya menikah lagi)
dan keadaan ekonomi yang kurang sehingga ia ketika kecil tidak merasakan
sekolah di TK seperti temannya yang lain memberikan pengaruh pada kesulitan
membaca yang dialaminya. Lingkungan sekolah berupa metode mengajar dan media
yang digunakan guru kurang bervariatif serta kurang berfungsinya peran guru
dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar menjadi salah satu
faktor penyebabnya. Dan teman sebaya yang suka mengejek Sabila turut menjadi
faktor penyebab kesulitan membacanya.
Dengan kesulitan
membaca yang dialami Sabila tersebut, menyebabkan nilai prestasi belajar saat
kelas II semester ganjil yang ditunjukkan dalam buku rapor banyak yang dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai yang dibawah KKM ini disebabkan karena
saat tes atau ulangan yang sebagian besar berbentuk tes tertulis tidak dapat
dikerjakan oleh Sabila dengan optimal. Tes berupa pilihan ganda diisi oleh
Sabila hanya dengan cara mencakra sesuka hatinya tanpa membaca terlebih dahulu
pertanyaannya. Apalagi saat mengisi ulangan berupa uraian singkat, ia hanya
menuliskan rangkaian huruf-huruf yang tidak dapat dibaca. Apabila kesulitan
membacanya belum teratasi, dan hasil belajarnya pada semester genap nanti masih
banyak yang dibawah KKM Sabila bisa tidak naik kelas. Karena apabila naik kelas
pun ia akan kesulitan mengejar teman-temannya dan akhirnya tertinggal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian: suatu pendekatan praktik. Yogyakarta : Penerbit Rineka Cipta
Dimyati
dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta
Grainger,
Jessica. 2003. Children’s Behavior, Attention and Reading Problems.
Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rahim,
Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi
Aksara.
Resmini,Novi
dan Dadan Juanda. 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi. Bandung UPI PRESS
Resmini,
Novi dkk. 2009. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahsa dan Sastra
Indonesia. Bandung : UPI PRESS
Setiawati
dan Ima Ni’mah Chudari. 2007. Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI
PRESS
Sugiyoono.
2007. Metode Penlitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung : Alfabeta
Sukmadinata,Nana
Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya
Yusuf,
Syamsu dan Nani M.Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
PT.RajaGrafindo Persada.