BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Hakikat
Penilaian
1.
Pengertian
Penilaian
Dalam
pendidikan, terdapat banyak dimensi penting dan harus diperhatikan oleh setiap
insan yang berperan aktif di dalamnya, terutama guru selaku pendidik yang
memegang peran sentral dalam dunia pendidikan. Hatta M dan Sumarna S (2006, hlm. 1) mengemukakan
bahwasanya “terdapat tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat
penting dalam pendidikan yaitu kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian.” Ketiga
dimensi tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain dalam mendukung
efektifitas proses pendidikan. Sebagaimana diketahui bahwasanya kurikulum
merupakan panduan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran terdapat satu dimensi yang penting yaitu penilaian. Kegiatan
penilaian salah satu faktor penunjang efektifitas kegiatan pembelajaran. Sebagaimana
dikemukakan oleh Hatta M dan Sumarna S
(2006, hlm. 195) bahwa “kegiatan penilaian yang efektif akan menjadikan
pembelajaran efektif pula.” Sejalan dengan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penilaian memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Berkenaan dengan
penilaian, guru sebagai pelaksana utama dituntut untuk memiliki tiga kemampuan
pokok dalam pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Gagne (dalam Poerwanti, 2008,
hal. 1) yaitu “kemampuan dalam merencanakan materi, kemampuan dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, serta kemampuan dalam melaksanakan penilaian
terhadap hasil belajar siswa.”
Selanjutnya, apa yang
dimaksud dengan penilaian? Penilaian secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai suatu proses memberikan nilai terhadap siswa dengan acuan tertentu.
Terdapat banyak definisi berkaitan dengan istilah penilaian. O’Malley dan LV
Pierce (2006, hlm. 237) menyatakan bahwa “penilaian adalah pendekatan secara
sistematis untuk mengumpulkan informasi tentang pembelajaran atau kinerja
siswa, biasanya berdasarkan berbagai sumber bukti.” Selanjutnya Airasian, P.W dan M Russell (2008, hlm. ) menyatakan bahwa “penilaian dapat pula diartikan
sebagai proses mengumpulkan, mensintesis, menginterpretasi informasi untuk
membuat suatu keputusan.”
Dalam
pelaksanaan penilaian, guru harus memahami prinsip-prinsip dalam pelaksanaan
penilaian. Adapun prinsip dalam pelaksanaan penilaian menurut Wortham S.C (2005),
adalah sebagai berikut :
a.
Assessment should use mulitple sources of information
Setiap teknik penilaian memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penggunaan berbagai macam teknik penilaian diindikasikan dapat memberikan
pengetahuan bagi guru terhadap kecakapan siswa secara komprehensif.
b.
Assessment should benefit the child and improve learning
Dalam menyusun penilaian, diharuskan guru membuat penilaian yang
bermanfaat bagi siswa juga meningkatkan pembelajaran. Yaitu ketika tes
diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemajuan siswa serta merencanakan
pembelajaran yang lebih baik berdasarkan apa yang telah dicapai.
c.
Assesment should involved child and family
Pengetahuan orang tua terhadap anak sangatlah penting, supaya
orang tua memahami perkembangan karakteristik anak. Penilaian merupakan salah
satu format laporan yang menginformasikan bagaimana hasil pembelajaran siswa. Selain
itu, dengan melibatkan siswa dalam penilaian siswa mampu menilai kemajuan belajar
dan bagaimana mereka dapat berkembang.
d.
Assessment should be fair for all children
Dalam hal ini, berkaitan dengan pentingnya guru untuk
memperhatikan latar belakang siswa serta kemampuan siswa dalam belajar. Dan
penggunaan beragam metode penilaian dianggap sangat tepat untuk
mengidentifikasi kompetensi siswa secara komprehensif.
e.
Assessment should be authentic.
Penilaian akan bermakna bagi siswa dengan adanya pengalaman siswa
dan mencerminkan bagaimana siswa dapat menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata.
Selanjutnya, Sudjana (2006) menjelaskan empat prinsip dan
prosedur penilaian yang harus dilakukan oleh guru :
a.
Guru dalam melaksanakan penilaian
hendaknya merancang penilaian sedemikian rupa sehingga jelas apa yang harus
dinilai, materi penilaian, alat penilaian serta interpretasi dari hasil
penilaian.
b.
Guru dalam melaksanakan penilaian hendaknya
menjadikan penilaian sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar.
Penilaian tidak hanya dilaksanakan ketika pembelajaran berakhir tetapi selama
proses pembelajaran.
c.
Guru hendaknya menggunakan berbagai alat
penilaian yang bersifat komprehensif, hal ini bertujuan supaya diperoleh hasil
yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa
sebagaimana adanya.
d.
Guru hendaknya melakukan tindak lanjut
dari hasil penilaian, sesuai dengan tujuan penilaian untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Supaya penilaian bermanfaat tidak hanya untuk guru tapi juga
untuk siswa.
2.
Fungsi dan Tujuan Penilaian
Penggunaan penilaian
dalam pembelajaran tidak terlepas dari betapa pentingnya fungsi penilaian dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru melakukan penilaian terhadap hasil
pembelajaran adalah bertujuan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
siswa, kemudian hasil dari penilaian digunakan sebagai bahan dalam menyusun
laporan kemajuan hasil belajar juga untuk memperbaiki proses pembelajaran
kedepannya (Rusman, 2013).
Sejalan dengan
pernyataan Rusman, Sudjana (2006) mengemukakan empat fungsi penilaian, yaitu
sebagai berikut:
a.
Untuk mendeskripsikan kecakapan belajar
siswa. Dari hasil penilaian dapat diketahui kelebihan dan kekurangan siswa terhadap
pembelajaran yang telah ditempuh.
b.
Untuk mengetahui keberhasilan proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Yakni sejauh mana keefektifan proses
pembelajaran dalam membentuk karakter siswa sesuai dengan tujuan pendidikan.
c.
Untuk menentukan tindak lanjut hasil
penilaian. Hasil penilaian menjadi pedoman bagi guru dalam memperbaiki proses
pembelajaran baik dari segi materi, metode, dan strategi pembelajaran.
d.
Memberikan pertanggungjawaban (acccountability) dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan diantaranya
orang tua siswa.
Dalam
pelaksanannya, penilaian seyogyanya dilakukan secara konsisten, sistematik
serta terprogram. Dapat menggunakan tes maupun non tes dalam bentuk tertulis (pencil and paper test) ataupun lisan, penilaian
kinerja (performance assessment),
penilaian sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk,
penilaian portofolio, dan penilaian diri (self
assessment) (BSNP, 2007).
Selain
itu, perlu adanya penyesuaian terhadap model dan teknik penilaian yang
dilaksanakan oleh guru pada pembelajaran di kelas. Hal ini sebagai implikasi
dari pelaksanaan peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Salah satu penilaian yang disyaratkan adalah penilaian kelas. Penilaian
kelas merupakan bagian dari penilaian yang bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa terhadap kompetensi dari suatu mata pelajaran dan dilaksanakan
saat pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran (Poerwanti, 2008).
Penilaian kelas merupakan proses mengumpulkan, mensintesis dan menginterpretasi
informasi untuk membuat suatu keputusan (Airasian dan M Russel, 2005)
Selanjutnya,
Poerwanti (2008) menyebutkan bahwa penilaian kelas dilaksanakan melalui
berbagai teknik, tertulis (pencil and
paper test) ataupun lisan, penilaian kinerja (performance assessment), penilaian sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan atau produk, penilaian portofolio, dan penilaian diri (self assessment). Sejalan dengan
pernyataan tersebut, poerwanti menyebutkan bahwasanya penilaian diri (self assessment) sebagai salah satu
jenis penilaian kelas. Maka dari itu, selanjutnya akan dibahas mengenai tujuan
penilaian kelas, fungsi penilaian kelas, prinsip penilaian kelas. Adapun tujuan
penilaian kelas menurut Poerwanti (2008, hal. 15), adalah sebagai berikut :
a.
Pada
saat pelaksanaan penilaian guru dapat langsung memberikan umpan balik (feed back) kepada siswa.
b.
Guru
dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar setiap siswa, sekaligus
mendiagnosis kesulitan belajarnya sehingga secara tepat dapat menentukan siswa
mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu pembelajaran remidial.
c.
Hasil
pemantauan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, sumber belajar yang digunakan, sesuai dengn kebutuhan
materi dan juga kebutuhan siswa, dan landasan memilih alternatif jenis dan
model penilaian mana yang tepat untuk digunakan pada materi tertentu.
Dari ketiga tujuan
diatas dapat diketahui bahwasanya dengan melaksanakan penilaian kelas guru
dapat langsung memberikan umpan balik kepada siswa setelah pembelajaran
selesai. Sehingga tidak perlu menunda atau menunggu ulangan harian atau ulangan
semester untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran. Selain
itu, guru dapat secara terus menerus melakukan pemantauan kemajuan belajar yang
dicapai setiap siswa dan seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapaian
kompetensi yang diharapkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah
proses pembelajaran berlangsung. Adapun fungsi penilaian kelas menurut Poerwanti (2008, hal. 16) adalah
sebagai berikut :
a.
Memberikan
gambaran sejauhmana seorang siswa telah menguasai suatu kompetensi terhadap
suatu mata pelajaran.
b.
Dapat
membantu siswa untuk memahami dirinya, mengidentifikasi strength and weaknesses yang dimiliki oleh diri siswa.
c.
Mengidentifikasi
kesulitan belajar siswa serta kompetensi yang bisa dikembangkan.
d.
Guru
dapat menentukan siswa mana yang perlu mendapatkan pengayaan juga remedial.
e.
Dari
hasil penilaian guru dapat menentukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan ataupun yang sedang berlangsung.
Sejalan dengan
fungsinya, penilaian kelas dapat membantu siswa dalam memahami dirinya,
menjadikan siswa mandiri dalam membuat keputusan tentang langkah berikutnya
terutama dalam pengembangan kepribadian. Selain itu, berkenaan dengan fungsi
penilaian kelas, guru berperan tidak hanya sebagai pendidik melainkan juga sebagai
pembimbing (Poerwanti, 2008). Dalam hal ini, guru sebagai pembimbing adalah
membimbing siswa untuk menemukan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki terhadap
pencapaian kompetensi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dengan demikian, guru dapat menentukan langkah selanjutnya guna perbaikan
proses pembelajaran yang akan akan berdampak pada peningkatan capaian hasil
belajar siswa.
Dalam melaksanakan
penilaian kelas, guru tentunya harus memiliki suatu prinsip yang dapat
dijadikan pedoman. Adapun prinsip penilaian berbasis kelas menurut Poerwanti
(2008, hal. 18) adalah sebagai berikut :
a.
Prinsip
validitas menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang digunakan
sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai
untuk mengukur kompetensi.
b.
Prinsip
reliabilitas dengan menjaga konsistensi keajegan. Hasil penilaian yang ajeg
memungkinkan perbandingan yang reliable, menjamin konsistensi dan
keterpercayaan.
c.
Prinsip
komprehensif penilaian yang dilakukan harus menyeluruh mencakup seluruh domain yang
tertuang pada setiap kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat
untuk menilai beragam kompetensi.
d.
Prinsip
objektifitas; prinsip penilaian yang dilakukan harus meminimalkan
pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai.
e.
Prinsip
mendidik, penilaian dilakukan bukan untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau
tidak lulus) atau menghukum siswa tetapi untuk mendiferensiasi siswa
(sejauhmana seorang siswa membuat kemajuan atau posisi masing-masing siswa dalam
rentang cakupan pencapaian suatu kompetensi)
Kelima prinsip tersebut
seyogyanya menjadi perhatian guru dalam perencanaan pelaksanaan penilaian.
Perencanaan tersebut dimulai dari penentuan alat penilaian apa yang akan
digunakan, penentuan aspek dan kriteria penilaian serta feed back dari hasil penilaian. Sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai. Selanjutnya, dalam melaksanakan penilaian kelas guru
sebaiknya melaksanakan hal-hal sebagai berikut
(Poerwanti, 2008, hal. 38) :
a.
Memandang
penilaian dan kegiatan belajar mengajar secara terpadu.
b.
Mengembangkan
strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.
c.
Melakukan
strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk menyediakan berbagai jenis
informasi tentang hasil belajar siswa.
d.
Mempertimbangkan
berbagai kebutuhan khusus siswa.
e.
Mengembangkan
dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan
belajar siswa.
f.
Menggunakan
cara dan alat penilaian yang bervariasi.
g.
Mendidik
dan meningkatkan mutu proses pembelajaran seefektif mungkin.
Dari
poin tersebut, memberikan gambaran bagi guru bahwa penilaian dan kegiatan
belajar merupakan suatu kesatuan proses dimana penilaian harus senantiasa
dilaksanakan selama proses pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Selain itu,
penggunaan cara dan alat peniliaian yang beragam dapat memberikan informasi tentang hasil belajar siswa secara
menyeluruh. Penilaian yang digunakan harus memberikan manfaat bagi siswa. Dalam
hal ini mempertimbangkan berbagai kebutuhan siswa sangatlah penting. Penilaian
tidak hanya mencakup aspek kognitif saja, tetapi afektif juga psikomotor siswa.
0 Comment to "HAKIKAT PENILAIAN DALAM TEKNIK PENILAIAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR"
Posting Komentar