CONTOH SKRIPSI PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR TENTANG UNSUR-UNSUR MODEL QUANTUM TEACHING

Unsur-Unsur Model Quantum Teaching

Model Quantum Teaching mempunyai beberapa unsur yang dapat menjadi faktor keberhasilan pembelajaran. DePorter dkk. (dalam Huda, 2013) berpendapat bahwa pembelajaran yang berlangsung dengan model Quantum Teaching diatur dengan memperhatikan unsur-unsur yang terbagi menjadi dua kategori. Adapun kategori Quantum Teaching terdiri dari konteks (context) dan isi (conten). Kategori konteks (contex) berkenaan dengan penaataan tempat belajar yang bersifat positif dan dapat mendorong siswa untuk mencapai kesuksesan belajar. Kategori konteks mencakup suasana yang menggairahkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung dan perancangan pembelajaran yang dinamis. Wena (2012) menjelaskan tentang penerapan konteks model Quantum Teaching  dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1)        Suasana yang menggairahkan
Suasana belajar mempunyai peranan yang sangat penting bagi siswa. Suasana belajar yang menggairahkan dapat tercapai melalui gaya bahasa digunakan guru juga disertai dengan sikap guru yang baik, ramah, simpatik dan membuat siswa nyaman dalam belajar sehingga dapat menciptakan jalinan rasa simpati antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Selain itu, suasana kelas dengan model Quantum Teaching selalu disertai dengan kegembiraan. Kegembiraan yang dirasakan oleh siswa dapat memudahkan mereka untuk lebih siap belajar dan mampu mengubah sikap negatif yang terdapat dalam diri siswa.
2)        Landasan yang Kukuh
Landasan yang kukuh yaitu adanya kesepakatan antara guru dan siswa yang mencakup prinsip-prinsip dan tujuan yang sama, keyakinan dan prosedur yang jelas dalam kegiatan belajar dan mengajar. Adapun Prinsip-prinsip yang perlu diajarkan kepada siswa dikenal dengan 8 kunci keunggulan yaitu terdiri dari integritas, kegagalan awal kesuksesan, bicaralah dengan niat baik, hidup disaaat ini, komitmen, tanggung jawab, sikap luwes dan keseimbangan (Deporter, dkk. 2010).  Selain itu, keyakinan yang disampaikan kepada siswa bersifat positif. Kebijakan yang ditetapkan dilandaai dengan adanya kesepakatan dengan siswa. Prosedur dan peraturan dilaksanakan dengan jelas dan konsisten.
3)        Lingkungan yang Mendukung
Lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru harus dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan minat dan  semangat belajar dengan penataan ruangan kelas yang diatur sedemikian rupa. Misalnya penempatan meja dan kursi, pencahayaan ruangan kelas dan penggunaan poster serta musik. Selain itu, media dan alat peraga serta sumber belajar yang menunjang  dipersiapkan terlebih dahulu. Penataan ruangan belajar tersebut harus tetap memperhatikan jumlah siswa agar dalam pelaksanaannya tetap kondusif dan berjalan lancar.
4)        Perancangan yang Dinamis
Rancangan terkait dengan cara guru dalam merancang pengajaran dengan memuaskan gaya belajar siswa yang berbeda-beda, meningkatkan motivasi siswa dan mengembangkan serangkaian kecerdasan siswa untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Pembelajaran yang berlangsung harus senantiasa memperhatikan gaya belajar yang dimiliki siswa. Adapun gaya belajar tersebut ada yang visual (melihat), audiotorial (mendengar) maupun kinestetik (bergerak). Kemampuan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan melalui serangkaian proses pengalaman belajar, misalnya dengan penggunaan media yang bervariasi yang tentunya disesuaikan dengan gaya belajar siswa (visual, audio dan kinestetik). Untuk membangkitan motivasi siswa salah satunya dengan cara setiap siswa diberi kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan atas usaha sendiri yang disertai dengan bimbingan guru (Usman, 2006). Motivasi merupakan salah satu langkah awal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang belajar dengan motivasi tinggi akan mampu mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga hasil belajarnyapun akan optimal. Sebaliknya, siswa yang motivasinya rendah maka pencapaian kompetensi tidak akan diperoleh secara optimal. Adapun kerangka perancangan Quantum Teaching terdiri dari Tahap Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan atau “TANDUR".
Kategori yang kedua yaitu kategori isi. Kategori ini mencakup “masalah penyajian dan fasilitas (mempermudah proses belajar)” (Wena, 2012, hlm. 163). Selanjutnya menurut DePorter dkk. (2010) dalam menyampaikan materi pembelajaran, model Quantum Teaching lebih menekankan pada terciptanya interaksi dalam lingkungan belajar yang mencakup interaksi antar guru dengan siswa maupun interaksi siswa dengan kurikulum.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan konten pembelajaran diantaranya mengarahkan fokus atau memusatkan perhatian siswa. Adapun menurut Usman (2006) upaya yang dapat dilakukan guru untuk memusatkan perhatian siswa yaitu dengan cara menggunakan berbagai alat peraga pembelajaran sesuai dengan materi yang dipelajari. Jika perhatian siswa sudah mulai terfokus, maka guru dapat lebih mudah mengarahkan siswa untuk mengikuti setiap tahapan pembelajaran. 

Share this

0 Comment to "CONTOH SKRIPSI PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR TENTANG UNSUR-UNSUR MODEL QUANTUM TEACHING"

Posting Komentar