KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar
Matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Suherman, (2001: 25), mengemukakan :
“Matematika
sebagai alat bantu dan pelayanan ilmu yang tidak hanya untuk matematika itu
sendiri melainkan juga untuk ilmu-ilmu lainnya, baik untuk kepentingan teoritis
maupun kepentingan praktis sebagai aplikasi dari matematika.
Suherman (2001: 57), mengemukakan bahwa
“dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh
pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan tidak
dimiliki dari sekumpulan objek”.
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Juhanirah, 2008:15), menegaskan bahwa: Matematika berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan
eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model
matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, grafik dan tabel
dalam mengemukakan suatu gagasan.
2. Konsep Luas
Daerah Trapesium di Sekolah Dasar
Menurut Ed Kohn, (2003 : 61)
mengemukakan:
Trapesium adalah segi empat yang hanya mempunyai sepasang sisi berlawanan yang
sejajar. Sisi-sisi yang sejajar di sebut alas dan sisi-sisi yang tidak sejajar
disebut kaki. Ruas-ruas garis yang menghubungkan titik-titik tengah kaki
disebut garis berat trapesium. Setiap ruas garis yang tegak lurus dengan kedua
alas disebut garis tinggi trapesium. Panjang garis tinggi disebut tinggi
trapesium.
Sebelum membahas lebih luas
sebaiknya terlebih dahulu mengenal apa yang dimaksud konsep dalam matematika.
Pengertian konsep dalam matematika juga diungkapkan oleh Bahri (2008:30) bahwa:
”Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri
yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan
abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan
dalam golongan tertentu.
a.
Pengertian
Luas
Firmanawaty Sutan, (2003 : 72). “Luas adalah ukuran
bagian dalam sebuah bidang. Luas biasanya diukur dengan satuan persegi seperti
inci persegi kaki persegi dan sentimeter persegi atau satuan-satuan khusus
sepeti hektar”
b. Pembuktian Rumus Luas Trapesium
Trapesiuma adalah segiempat yang memiliki sepasang
sisi sejajar. Rumus luas trapesium sudah sangat dikenal oleh anak SD. Akan
tetapi rata-rata mereka tidak mengetahui dari mana asalnya. Berikut ini akan
peneliti jabarkan mengapa rumus luas trapesium adalah
a.
L = 0,5 x
jumlah sisi sejajar x tinggi
3. Media
pembelajaran
Secara luas media dapat diartikan
dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Media secara luas tersebut terutama
dalam proses pembelajaran dimana media yang digunakan guru sebagai faktor yang
paling dominan.
Sadiman (2002:6) mengemukakan:
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.”
Kata media
berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian media merupakan wahana
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan, sehingga apa yang kita
sampaikan dalam memberikan informasi tentang pesan bisa menyalurkan informasi
secara benar.
4. Media Lembar
kerja Siswa
Hidayah (2008:7) mengemukakan:
bahwa
LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan
disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan
kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta
didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus
memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi (matematika)
dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.”
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
“lembaran kertas yang intinya berisi informsi dan instruksi dari guru kepada
siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek
atau mengerjakan tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan
untuk mencapai tujuan pengajaran”. Dari Lembar Kerja Siswa (LKS) siswa akan
mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang
diberikan.
5. Pemahaman
Siswa
Hudoyo (1985:5) menyatakan bahwa
“Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dmatematika
hami peserta didik”. Dengan pemahaman siswa lebih mengerti akan konsep materi
pelajaran itu sendiri dan memberikan pengertian bahwa materi-materi yang
dipelajari bukan hanya sebagai hafalan pemahaman berasal dari kata paham yang
mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan
cara memahami.
Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia
Senja, (2008 : 607-608) mengemukakan :
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang
banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar
(akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat
imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan); mengetahui
benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman,
artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan
(mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat
diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari
baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
Pemahaman matematis penting untuk
belajar matematika secara bermakna, tentunya para guru mengharapkan pemahaman
yang dicapai siswa tidak terbatas pada pemahaman yang bersifat menghubungkan.
Menurut Ausebel belajar akan menjadi bermakna apabila informasi yang akan
dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki
siswa,sehingga siswa dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif
yang dimiliki. Artinya siswa dapat mengaitkan pengetahuan yang dimilikinya
dengan keadaan lain sehingga belajar dengan memahami. kognitif yang dimiliki.
6. Implementasi
Penggunaan Media Lks pada Materi Pemehaman Luas daerah Trapesium
Lembar kerja siswa merupakan salah
satu alat jenis bantu pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis
alat peraga pembelajaran fisika. Segara umum LKS merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksnaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembar kertas yang
berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab
oleh peserta didik. LKS ini sagat baik digunakan menggalakkan keterlibatan
peserta didik dalam belajar baik digunakan dalam penerapan metode terbimbing
maupun untuk memberikan latihan pengembangan.
Tujuan Penggunaan LKS dalam proses
belajar-mengajar yaitu: a) Memberi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
perlu dimiliki oleh peserta didik b) mngecek tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi yang telah disajikan, c) mengembengkan dan menerapkan materi
pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.
Suyitno, (1997:40) Manfaat yang
diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b) Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
c) Melatih peserta didik dalam menemukan dan
mengembangkan keterampilan proses.
d) Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran
e) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang
materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.
f) Membantu peserta didik untuk menambah informasi
tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis
B. Kerangka
Berfikir
Upaya meningkatkan pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran matematika, pada materi pemehaman konsep luas daerah
trapesium guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang membuat siswa lebih
berfikir kritis, efektif dan inovatif dan mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
Hasil belajar mengenai pemahaman
siswa pada materi pemahamn kinsep luas daerah trapesium, selama ini belum
mencapai hasil yang memuaskan. Menurut Piaget, hal ini terjadi karena belum
adanya penggunaan media yang memadai. Pada umumnya, usia siswa kelas IV Sekolah
Dasar masih dalam tahapan operasional konkret sehingga sangat memerlukan alat
peraga untuk menanamkan konsep. Di lapangan siswa mempunyai karakteristik dan kemampuan
yang berbeda sehingga seorang guru harus bisa memfasilitasi dimana nanti akan
terjadi suasana pembelajaran berpusat sama siswa atau student Centered.
Menyikapi kenyataan ini, penulis
menilai perlu digunakan metode pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran
matematika tentang konsep luas trapesium melalui media LKS. Dengan sembilan
tahapan cara pengerjaannya dimana kesembilan tahapan ini menjadikan indikator
penilaian dalam kinerja siswa
0 Comment to "CONTOH KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN SKRIPSI MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP LUAS TRAPESIUM MELALUI MEDIA LKS "
Posting Komentar