BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Penelitian
Pendidikan diarahkan untuk terbinanya manusia yang melaksanakan tugas
hidupnya secara mandiri, yang dalam pengambilan keputusannya dapat
mempertimbangkan dan melaksanakannya sendiri.
Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda dan hal itu pulalah
terlihat sebagai pelancar sekaligus penghambat proses penyerapan ilmu
yang diajarkan. Sehingga guru dituntut untuk mengajar sesuai dengan
karakteristik siswa yang dihadapinya, agar memudahkan siswa untuk menyerap
pelajaran yang disampaikan guru.
Gaya belajar
adalah sesuatu yang penting agar proses belajar bisa menyenangkan dan hasilnya
pun memuaskan. Seringkali orangtua atau pengajar memaksakan suatu gaya belajar
yang tidak cocok bahkan tidak disukai anak atau murid. Padahal gaya belajar
merupakan kunci sukses untuk mengembangkan kinerja dalam belajar. Sekali saja
kita mengetahui gaya belajar, maka jutaan ilmu akan mudah kita serap.
(Yunsirno, 2010, hlm. 114).
Selaras dengan itu, Bobbi DePorter (2010, hlm.110) pun mengungkapkan bahwa
gaya belajar merupakan kunci:
Gaya belajar
adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam
situasi-situasi antar pribadi. Ketika telah menyadari bagaimana diri pribadi
dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, setiap orang dapat menjadikan
belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gayanya sendiri.
Gaya belajar yang cocok dan pas tentu akan memudahkan memahami dan menyerap
pelajaran. Dan tentu ketika dihadapkan pada sebuah ulangan, mereka akan mudah
mengerjakan soal-soal tersebut dengan pemahaman yang telah diserapnya saat
belajar tanpa harus bertanya lagi pada temannya, meminta jawaban saat ulangan
atau menyontek sekalipun.
“Menyontek pada bidang akademis melibatkan berbagai fenomena psikologis,
termasuk belajar, perkembangan, dan motivasi” (Anderman dan Murdock, 2007, hlm.
2). Menyontek dilihat dari perspektif belajar adalah strategi yang digunakan
sebagai jalan pintas untuk memperoleh hasil kognitif. Pembelajaran yang efektif
melibatkan pengaturan diri (self regulatory) dan strategi kognitif. Siswa yang menyontek tidak menggunakan kedua hal
tersebut karena siswa belum mengetahui cara menggunakan strategi belajar yang
efektif atau siswa sulit meluangkan waktu untuk belajar.
Mungkin kita pun sering mendengar istilah “posisi menentukan prestasi”,
itulah yang sering kita pahami bahwa ketika ulangan, jika posisi siswa tidak
“strategis”, maka itu akan mempengaruhi nilai mereka, karena mereka tidak akan
bisa menyontek. Berbagai cara dan trik yang siswa lakukan untuk menyontek.
Itulah kenyataan yang saat ini terjadi di lingkungan para siswa.
Ketika siswa dihadapkan dengan ulangan, ternyata diwarnai dengan tindakan
penyontekan. Mereka dengan pintar mengatur strategi menyontek yang paling efektif.
Mereka akan melakukan berbagai cara untuk mengelabui pengawas yang ada di
hadapan mereka. Hal yang tak perlu dilakukan jika memang siswa telah memahami
dan menyerap pelajaran dengan baik sesuai cara dan gaya belajarnya
masing-masing.
Pada saat ulangan yang dilakukan di kelas IV, beberapa siswa terlihat
gelisah. Berpikir keras menemukan jawaban yang tepat. Adapula yang berpikir
mencari cara mendapatkan jawaban dari temannya. Sekilas tidak mempercayai
tindakan penyontekan terjadi di tingkat sekolah dasar, namun memang itulah
kenyataan yang terjadi di lapangan. Tentu tidak sepantasnya hal ini terjadi.
Pendidikan Dasar menentukan bagaimana siswa menjalani jenjang selanjutnya yang
lebih tinggi. Begitu pula kehidupannya setelah menyelesaikan pendidikannya,
sedikit banyak ditentukan saat di jenjang sekolah dasar. Hingga semakin
menyadari bahwa kenyataan semacam ini tidak bisa dianggap hal kecil yang tidak
akan berpengaruh besar pada kehidupannya nanti, justru dari sinilah
masalah-masalah kecil yang lebih sering dianggap wajar ini harus diminimalisir
bahkan dihilangkan sehingga tidak akan muncul masalah besar di kemudian hari.
Maka, penelitian yang berjudul “Analisis Gaya Belajar Siswa yang Menyontek
saat Ulangan” dilakukan. Karena gaya belajar menentukan bagaimana siswa
menyerap pelajaran setiap waktunya.
B. Fokus
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di kelas IV SDN ................ Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya. Beberapa alasan mengapa akhirnya siswa menyontek saat ulangan,
salah satu yang teridentifikasi adalah terkait gaya belajar. Gaya belajar seseorang menentukan bagaimana
pribadi tersebut menyerap, mengatur, dan mengolah informasi baik itu dari hasil
membaca, mendengarkan, atau dari apa yang dilakukannya. Sehingga fokus pada
penelitian kali ini adalah kecenderungan gaya belajar Visual,
Auditorial, atau Kinestetik pada siswa yang menyontek.
C. Rumusan
Masalah
Masalah yang diteliti
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana
kesesuaian kebiasaan belajar dengan kecenderungan gaya belajar siswa dalam
menyerap pelajaran?
2. Bagaimana
upaya guru menghadapi gaya belajar setiap siswa guna mengatasi perilaku
menyontek pada saat ulangan?
D. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan
kesesuaian kebiasaan belajar dengan kecenderungan gaya belajar siswa dalam
menyerap pelajaran.
2. Mendeskripsikan
upaya guru menghadapi gaya belajar setiap siswa guna mengatasi perilaku
menyontek saat ulangan.
E. Manfaat
Penelitian
1. Bagi
Siswa
Siswa diharapkan tidak
lagi menyontek saat ulangan. Dengan menemukan dan mengembangkan gaya belajar
setiap siswa diharapkan siswa lebih mudah menyerap pelajaran sehingga
memudahkannya dalam ulangan.
2. Bagi
Guru
Penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan dan referensi dalam mengatasi perilaku menyontek di
kalangan siswa. Diharapkan dapat memudahkan guru dalam mengajar yang harus
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa berdasarkan gaya belajar
masing-masing siswa.
3. Bagi
Peneliti
Menambah pengetahuan
dan keterampilan melakukan layanan bimbingan terhadap siswa. Selain itu
peneliti memahami bagaimana pentingnya memperhatikan kebutuhan setiap siswa
dalam belajar berorientasi pada karakteristik gaya belajar masing-masing siswa.
F. Sistematika
Penulisan
Bab I berisi
pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, fokus penelitian,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematikasi penulisan. Latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan
antara kondisi faktual dengan kondisi ideal teoritik. Hal ini dimaksudkan untuk
menjelaskan alasan peneliti melakukan penelitian dan urgensi masalah yang
dikaji pada penelitian ini. Fokus penelitian menjelaskan fokus subjek dan objek
yang diteliti. Rumusan masalah penelitian merupakan analisis permasalahan yang
dinyatakan dalam kalimat tanya. Tujuan penelitian menjelaskan hasil yang ingin
dicapai setelah melakukan penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang
dipaparkan sebelumnya. Manfaat penelitian memaparkan yang diharapkan dari
penelitian bagi siswa, guru, dan peneliti.
Bab II berisi
kajian pustaka, membahas tentang konsep Gaya Belajar VAK dan perilaku menyontek
dalam dunia akademik.
Bab III berisi
metode penelitian, menguraikan tentang metode penelitian yang dipakai, lokasi
dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta
pengujian keabsahan data.
Bab IV berisi
hasil penelitian, memaparkan hasil penelitian dan pembahasannya.
Bab V berisi
kesimpulan dan saran. Kesimpulan memaparkan hasil temuan peneliti disertai
interpretasi dan pemaknaan untuk menjawab rumusan masalah peneltian. Saran
ditujukan kepada para praktisi pendidikan berkaitan dengan penarikan kesimpulan
hasil penelitian.
0 Comment to "CONTOH BAB I PENDAHULUAN ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA YANG MENYONTEK SAAT ULANGAN"
Posting Komentar