3.
Pembelajaran
IPA Berbasis Karakter
Istilah
Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains
ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia
yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti ”pengetahuan”
(http:/www.wikipedia.org). Science
kemudian berkembang menjadi social
science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial
(IPS) dan natural science yang dalam
Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA).
IPA
merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. Djojosoediro (2010:3)
mendefinisikan “IPA sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena
alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang
dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah”.
Adapun
ciri-ciri khusus IPA menurut Djojosoediro (2010:5-6) dipaparkan berikut ini.
a. IPA mempunyai nilai
ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang
dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu
oleh penemunya.
b. IPA merupakan suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
c.
IPA merupakan
pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas
atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
d. IPA merupakan suatu
rangkaian konsep yang saling berkaitan. Dengan bagan-bagan konsep yang telah
berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk
eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).
e. IPA meliputi empat
unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk dapat berupa fakta,
prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui
metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis
melalui eksperimentasi; evaluasi, peng-ukuran, dan penarikan kesimpulan.
Proses belajar IPA merupakan proses
aktif melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan
berbagai macam gerakan otot siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan
pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam,
menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan
mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain. Hal ini dilakukan dengan
menggunakan berbagai macam cara (teknik). Misalnya, observasi, eksplorasi, dan
eksperimentasi. Untuk melakukan hal-hal tersebut memerlukan berbagai macam
alat, terutama untuk membantu pengamatan.
Hal
ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu sangat terbatas. Selain
itu, ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh hanya berdasarkan
pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang kurang obyektif, sementara
itu IPA mengutamakan obyektivitas. Kegiatan tersebut dilakukan semata-mata
dalam rangka untuk memperoleh kebenaran temuan yang benar-benar obyektif.
Bersambung ke ------->>> 4. PendidikanKarakter yang terintegrasi dalam pembelajaran IPA
0 Comment to "Pembelajaran IPA Berbasis Karakter dalam Penelitian dan Pengembangan tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA "
Posting Komentar