Tampilkan postingan dengan label SKRIPSI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SKRIPSI. Tampilkan semua postingan

DEFINISI OPERASIONAL TEKNIK PENILAIAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR


D.      Definisi Operasional
Definisi operasional digolongkan ke dalam definisi personal berdasarkan kebutuhan individu dalam pelaksanaan penelitian mengacu pada kerangka teori Dalam menetapkan definisi operasional pada suatu penelitian, diharuskan untuk menentukan serta merumuskan variabel-variabel penelitian yang akan melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel dimana indikator-indikator tersebut akan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Sugiyono (2010. Hlm 60), menyatakan bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sebuah variabel mandiri, yaitu teknik penilaian diri dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Penjabaran definisi operasional bertujuan untuk menyamakan persepsi mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam variabel tersebut. Adapun definisi operasionalnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.        Teknik
Cara dalam melaksanakan atau mengerjakan suatu kegiatan.
2.        Penilaian diri
Teknik penilaian dengan melibatkan peserta didik untuk menilai diri berkaitan dengan proses pembelajaran dan tingkat pencapaian kompetensi yang telah dipelajari.
3.        Pembelajaran bahasa Inggris
Proses belajar mengajar bahasa yang mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills).

METODE PENELITIAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR


C.      Metode Penelitian
Diperlukan suatu metode dalam rangka menjawab setiap rumusan masalah, mengumpulkan data, mengolah serta menganalisis data sehingga tercapailah tujuan penelitian yang diharapkan. Penelitian ini dilaksanakan berbasis pada pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan dan atau menjelaskan suatu kondisi, kejadian atau peristiwa. Sebagaimana dijelaskan oleh Sukmadinata (2012. Hlm 72) bahwasanya “Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.”
Adapun penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini didasarkan pada bagaimana mengungkap dan mendeskripsikan teknik penilaian diri pada pembelajaran bahasa Inggris di SD Al Muttaqin, sehingga dapat dijadikan sumber referensi implementasi pada pembelajaran serupa untuk kedepannya.

DESAIN PENELITIAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR

B.      Desain Penelitian
Menentukan masalah penelitian merupakan tahap awal penelitian yang akan dijadikan pedoman untuk melasanakan studi pendahuluan. Adapun dalam studi pendahuluan peneliti melaksanakan observasi serta wawancara di tiga sekolah dasar negeri dan satu sekolah dasar swasta berkenaan dengan teknik penilaian dalam pembelajaran bahasa Inggris. Data awal studi pendahuluan dijadikan pedoman untuk merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan melaksanakan penelitian. Pada tahap selanjutnya, peneliti menentukan lokasi dan subjek penelitian.
Guna mencapai tujuan penelitian yang diharapkan, peneliti sebagai instrumen penelitian melakukan tiga teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan mengamati teknik guru pada pelaksanaan penilaian diri dalam pembelajaran bahasa Inggris, wawancara bersama guru bahasa Inggris beserta tujuh siswa kelas IIIA, serta pengumpulan dokumen yang berkaitan dengan teknik penilaian diri dalam pembelajaran bahasa Inggris. Proses pengumpulan data berakhir ketika peneliti meninggalkan lokasi penelitian setelah mendapatkan data yang diperlukan serta tidak ditemukan lagi data baru.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menyusun fakta-fakta hasil temuan di lapangan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah. Pada tahap akhir, peneliti menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun alur penelitian dapat dilihat pada gambar berikut



 

LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR


BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Lokasi dan Subjek Penelitian
1.        Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IIIA SD Al Muttaqin Tasikmalaya. SD Al Muttaqin beralamat di jalan Sutisna Senjaya, Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. SD Al Muttaqin merupakan sekolah dasar swasta berbasis full day school, dimana siswa belajar dari pukul 07.30 sampai dengan 15.00 berbeda dengan sekolah dasar pada umumnya.
Adapun pemilihan SD Al Muttaqin dalam penelitian ini, didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
a.         Penelitian terhadap teknik penilaian diri dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas IIIA SD Al Muttaqin belum pernah dilaksanakan sebelumnya.
b.        Guru bidang studi bahasa Inggris di kelas IIIA SD Al Muttaqin terbiasa melaksanakan penilaian diri dalam pembelajaran.
c.         Guru bidang studi bahasa Inggris selaku narasumber bersedia untuk dimintai informasi berkaitan dengan teknik penilaian diri dalam pembelajaran bahasa Inggris.
d.        Pihak sekolah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian berkenaan dengan teknik penilaian diri dalam pembelajaran bahasa Inggris.
e.         Ketersediaan dan kelengkapan media yang memadai dalam menunjang serta mendukung optimalisasi pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti menetapkan SD Al Muttaqin sebagai lokasi penelitian yang tepat untuk membantu tercapainya tujuan penelitian yang dirancang peneliti.
2.        Subjek Penelitian
Berkenaan dengan subjek penelitian, tidak digunakan istilah populasi dalam penelitian berbasis qualitative research. Hal ini dikemukakan oleh Spradley (Sugiyono, 2010. Hlm 297) bahwasanya istilah populasi dalam penelitian kualitatif dinamakan “social situation”.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa social situation ini terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors) dan activitas (activity). Ketiga elemen tersebut merupakan bagian-bagian yang berinteraksi secara sinergis menjadi suatu kesatuan yang utuh. Pada penelitian ini, tempat, pelaku dan aktivitas adalah teknik penilaian diri yang dilaksanakan di kelas IIIA SD Al Muttaqin Kota Tasikmalaya.
Dalam penelitian ini, istilah populasi tidak digunakan oleh peneliti dikarenakan penelitian kualitatif bermula dari suatu kasus tertentu pada situasi sosial tertentu pula. Hasil dari penelitian ini, tidak diberlakukan pada populasi melainkan diterapkan di tempat lain berkenaan kasus yang dipelajari pada situasi sosial yang memiliki kesamaan (Sugiyono 2010).
Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah guru bidang studi bahasa Inggris kelas IIIA SD Al Muttaqin. Dalam menetapkan subjek penelitian tersebut, peneliti menggunakan teknik purvosive sampling. Sugiyono (2010. Hlm 300) menjelaskan bahwa
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan  pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Sejalan dengan pernyataan Sugiyono, berikut paparan peneliti berkaitan dengan kriteria dalam menetapkan subjek penelitian.
a.         Subjek adalah guru bidang studi bahasa Inggris yang mengajar di kelas IIIA.
b.        Subjek melaksanakan penilaian diri di kelas tersebut.
c.         Subjek mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi

Penilaian Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Teknik Penilaian Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar


C.      Penilaian Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Pembelajaran bahasa Inggris seperti diketahui mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu aspek berbicara (speaking), aspek menyimak (listening), aspek membaca (reading) dan aspek menulis (writing). Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sebagaimana dinyatakan oleh Depdiknas (2006, hal. 11) bertujuan sebagai berikut:
(1)mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompaying action) dalam konteks sekolah. (2) memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global

Sejalan dengan pernyataan tersebut, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar memiliki tujuan agar siswa mampu melakukan komunikasi dasar. Komunikasi dasar tersebut berupa berbicara tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar, kemudian dapat mengerti serta merespon instruksi sederhana menggunakan bahasa Inggris. Tidak hanya itu, siswa diharapkan turut serta berperan aktif dalam topik pembicaraan sehari-hari (Harun C.A, dkk, 2007). Adapun tujuan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar menurut Pinter (Harun C.A, dkk, 2007) antara lain :
a.    Mengembangkan dasar kemampuan berkomunikasi siswa dalam bahasa Inggris.
b.    Merangsang rasa senang dan motivasi diri
c.    Media untuk memperkenalkan tentang kebudayaan lain
d.   Mengembangkan kemampuan kognitif siswa
e.    Mengembangkan kesadaran metalinguistic siswa
f.     Merangsang siswa untuk dapat belajar bagaimana cara belajar (learning to learn)

Sejalan dengan tujuan tersebut, penilaian diri dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat membantu siswa untuk mengerti mengenai proses pembelajaran bahasa dan menjadikan siswa lebih mandiri dalam pembelajaran (Cameron, 2003). Keuntungan dari penilaian diri sangat mudah untuk dinyatakan, tetapi membutuhkan sedikit pemikiran dalam penggunaannya untuk siswa dalam belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Posisi bahasa Inggris bagi siswa sekolah dasar di Indonesia adalah sebagai bahasa asing. Kebanyakan siswa memiliki bahasa daerah masing-masing sebagai bahasa ibu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua.
Mengingat pentingnya penggunaan bahasa Inggris di sekolah dasar mengindikasikan perlu adanya penggunaan alat penilaian yang akan mendorong siswa untuk meningkatkan kompetensi belajar. Seiring dengan begitu banyak menfaat penilaian diri sebagai alat penilaian non tes, berikut dipaparkan mengenai penilaian diri dalam empat aspek keterampilan berbahasa.
1.        Berbicara (Speaking)
Penilaian dalam pembelajaran berbicara (speaking) bertujuan “should focus on a students ability to interpret and convey meaning authentic in interactive contexts (O’Malley dan LV Pierce, 2006, hlm 61).” Tahap esensial dalam mempersiapkan penilaian pembelajaran berbicara (speaking) adalah merencanakan bagaimana siswa terlibat aktif dalam penilaian diri. Format penilaian diri dalam pembelajaran berbicara (speaking) dapat bervariasi, hal ini tergantung pada usia, kemahiran berbahasa asing dan keterampilan membaca siswa. Format lembar penilaian diri dapat berupa pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak, pernyataan siswa, daftar tanda ceklis, rating scales, dan learning logs (O’Malley dan LV Pierce, 2006). Berikut contoh format penilaian diri dalam kemampuan berbicara (speaking).

Self-Assessment of Speaking Abiliy
Name :
Part 1 : Place an X on each line to
show how much you agree or disagree.
Agree
Disagree
This week I used English
to talk with _______________________
1.      I think that I was successful        
2.      The person I spoke to  understoodd me
3.      I felt comfortable speaking with another person in English
4.      I understood everything that this person said to me
5.      I could do this again with no problem



Part 2 : Complete the sentences below.
1.      When someone doesn’t understand me, I_________________________
2.      When I don’t understand someone, I ___________________________
3.      Now I know_______________________________________________

Gambar 2.1
 Self-Assessment of Speaking Abiliy (O’Malley and Valdez Pierce , 2006, hal. 74).

Format tersebut hanya sebagai acuan bagi guru yang kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan pembelajaran yang telah atau sedang dilaksanakan di sekolah dasar.
2.        Menyimak (Listening)
Menyimak termasuk ke dalam aspek keterampilan berbahsa ragam lisan dan bersifat reseptif (Tarigan, 2008, hal. 3). Menurut Anderson (dalam Tarigan, 2008, hal 8) mengemukakan bahwa “menyimak merupakan proses individu untuk mendengarkan, mengenal serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.” Menjadikan siswa terlibat aktif dalam penilaian kemampuan menyimak akan menjadikan siswa dalam terampil dalam mengembangkan dan menggambarkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak dan menyadari cara berinteraksi dengan orang lain (Grugeon, dkk. 2005). Berikut contoh format lembar penilaian diri dalam keterampilan menyimak :
This week i have tried speak and listened to :

Week 1
Week 2
Week 3
Week 4
Listen carefully




People in my class




Other children




Other school staf




Teacher




Visitors




Gambar 2.2
Self assessment listening
(Grugeon, et al. Teaching Speaking and Listening at Primary School, 2005, hal. 140)

Format tersebut hanya sebagai acuan bagi guru yang kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan pembelajaran yang telah atau sedang dilaksanakan.
3.        Menulis (Writing)
Penilaian diri dalam pembelajaran menulis (writing) bertujuan untuk mendorong siswa dalam merefleksikan dirinya terhadap kemampuan menulis siswa. Penilaian diri mendorong siswa untuk berfikir tentang tujuan dari mengapa siswa belajar menulis, dan untuk mengetahui apa dan bagaimana mereka belajar. Terdapat empat cara yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan penilaian diri dalam pembelajaran menulis, yaitu dialogue journals, learning logs, self assessment of interests and writing awareness and checklists of writing skills (O’Malley dan LV Pierce, 2006). Berikut contoh format lembar penilaian diri dalam keterampilan menulis :

Self Assessment of Writing Strategies
Name : ______________________________   Date : ______________________
Check one box for each statement
Yes
No
Before Writing
1.      I talked to a friend or partner about the topic
1.      I made a list of ideas on the topic
2.      I made an outline or semantic map


During Writing
1.      I skipped words I didn’t know and went back to them later
2.      I substitude a word from my own language
3.      I used drawing or pictures in my writing


After writing
1.      I checked to see if the writing met my purposes
2.      I reread to see if it made sense
3.      I added information or took out information
4.      I edited for spelling, punctuation, capitals and grammar


Gambar 3.3
Self Assessment of Writing Strategies. (O’Malley and Valdez Pierce, 2006, hal. 157).

4.        Membaca (Reading)
Penilaian diri dalam pembelajaran membaca (reading) sebagaimana dinyatakan oleh Routman (dalam O’Malley dan L.V Pierce, 2006, hal. 100) bahwa “Self assessment, while not graded by the teacher, helps both teacher and student become aware of student’s attitudes, strengths, and weaknesses in reading.” Routman menjelaskan bahwa penilaian diri membantu guru dan siswa untuk mengetahui kekuatan serta kelemahan siswa dalam membaca. Selain itu, penilaian diri dalam membaca dapat mendorong siswa menjadi pebelajar mandiri.
Sebelum melaksanakan penilaian diri pembelajaran membaca dalam bentuk format yang sudah disediakan oleh guru, guru dapat memberikan pertanyaan terhadap seluruh siswa di dalam kelas. Adapun contoh pertanyaannya adalah sebagai berikut:
a.      What have you learned about reading in this class?
b.      How do you feel about reading?
Selanjutnya, guru dapat menggunakan berbagai macam format, diantaranya checklists, rating scale, scoring rubrics, question/answer, sentence completion, learning logs, and reflection logs. Dalam membuat format penilaian diri dalam pembelajaran membaca, guru harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa dalam membaca (O’Malley dan L.V Pierce, 2006). Adapun contoh format penilaian diri dalam pembelajaran membaca (reading) dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :
Self-assessment reading survey
Name :
1.      Do you like read?


2.      What kind of stories/books do you like read?


3.      What book are you reading now?


4.      How do good readers read?


5.      What do you need to do to b a better reader?



Gambar 2.4
Self-assessment reading survey (O’Malley and Valdez Pierce, 2006, hlm 103).

Self- assessment of reading activities
 Name
Read each statement. Put a check () in the box is most true for you.
Statement
Most Of the Time
Sometimes
Not very Often
I like to read



I read at home



I read different kinds of books



I read easy books



I read difficult books



I read books that are just right



I talk with my friends about books i have read



I write about books i have read



Gambar 2.5
Self- assessment of reading activities (O’Malley and Valdez Pierce, 2005, hlm. 104).

Format tersebut hanya sebagai acuan bagi guru yang kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan pembelajaran yang telah atau sedang dilaksanakan.