Tampilkan postingan dengan label SKRIPSI IPA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SKRIPSI IPA. Tampilkan semua postingan

Lokasi dan Waktu Penelitian serta Populasi dan Sampel dalam Pembelajaran IPA


C.      Lokasi dan Waktu Penelitian
a.        Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Dasar Negeri ... yang beralamat di Jalan Veteran Desa Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis.
b.        Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 8 Maret 2013 sampai dengan 3 Juni 2013.

D.       Populasi dan Sampel
Arikunto (2006:130) menyebutkan bahwa ”populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri ... Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis yang berjumlah 41 orang.
Dikarenakan jumlah populasi relatif sedikit, maka dalam pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh. “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi Arikunto 2006:130). Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2008).

Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA



B.      Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Proses pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan 4-D yang kemudian dalam pelaksanaannya dimodifikasi menjadi 3-D. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan adalah Silabus, RPP, LKS, bahan ajar (materi ajar) dan lembar evaluasi. Adapun model pengembangan 4-D ini terdiri atas 4 tahap utama, yaitu (1) Define (pendefinisian), (2) Design (perancangan), (3) Develop (pengembangan), dan (4) Disseminate (penyebaran). Namun, dalam penelitian ini hanya sampai tahap pengembangan. Secara garis besar tahapan dalam model 4-D adalah sebagai berikut:
a.    Tahapan Pendefinisian (Define). Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat perangkat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Dalam tahap ini meliputi empat langkah pokok, yaitu analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran.
b.   Tahapan Design (perancangan). Tujuan dari tahap ini adalah menyiapkan rancangan perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari tiga langkah pokok, yaitu penyusunan tes, pemilihan media, dan pemilihan format perangkat pembelajaran.
c.  Tahap Development (pengembangan). Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar dan hasil ujicoba lapangan. Tahap ini meliputi validasi perangkat oleh ahli, revisi, dan ujicoba kepada siswa.
d.     Tahap Disseminate (Penyebaran). Tujuan dari tahap ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam kegiatan belajar mengajar pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, sekolah lain dan oleh guru yang lain.

Model Penelitian dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA


BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Model Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Sugiyono, metode penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Sesuai dengan namanya, Research and Development dipahami sebagai kegiatan penelitian yang dimulai dengan research dan diteruskan dengan development. Kegiatan research dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna (needs assessment) dan dalam pelaksanaan uji coba produk, sedangkan kegiatan development dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran.

Spesifikasi Produk Yang Diharapkan dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA


E.      Spesifikasi Produk Yang Diharapkan
Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan sebagai rencana pembelajaran dan sebagai sumber pembelajaran untuk pembelajaran siswa kelas IV di SDN .... Perangkat pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan SK dan KD dengan materi pokok Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Adapun perangkat pembelajaran ini meliputi silabus pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar (materi ajar), Lembar Kerja Siswa, dan lembar evaluasi berbasis karakter.
1.   Silabus pembelajaran adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran tertentu yang mencakup identitas silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, nilai-nilai karakter, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
2.    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per-unit yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran di kelas. Susunan rencana pelaksanaan RPP yang meliputi:
a.         Identitas RPP yang meliputi identitas sekolah, mata pelajaran, kelas dan semester, hari/tanggal dan jumlah pertemuan.
b.         Standar Kompetensi dari silabus
c.         Kompetensi Dasar dari silabus
d.        Indikator pencapaian kompetensi
e.         Tujuan pembelajaran
f.          Karakter yang diharapkan muncul dari kegiatan pembelajaran
g.         Materi ajar
h.         Alokasi waktu yang diperlukan
i.      Metode pembelajaran, yang dapat memfasilitasi pengembangan karakter siswa yaitu dengan pendekatan CTL.
j.        Kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan pembiasaan pengembangan karakter dalam diri siswa.
k.         Penilaian hasil belajar yang menekankan pada penilaian otentik.
l.           Sumber belajar. 

3.    Bahan ajar merupakan uraian bahan ajar yang ada dalam kurikulum/persiapan mengajar berupa ringkasan dari bahan terurai yang ada dalam buku teks. Materi ajar dalam perangkat pembelajaran ini terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pendahuluan, isi dan pelengkap. Pendahuluan ini berisi pengenalan materi pokok dan tujuan pembelajaran. Isi merupakan uraian tentang bahan pelajaran yang didalamnya dilengkapi dengan ilustrasi dan contoh. Adapun bagian pelengkap berisi tugas dan pertayaan atau latihan soal.
4.     Lembar Kerja Siswa (LKS) menurut Dhari dan Haryono (Komalasari, 2008:117) adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram. LKS berisikan antara lain uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja, pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan soal-soal latihan pemahaman.
5.   Lembar Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara skematis dan berkesinambungan, sehingga diperoleh informasi tentang kemajuan dan ketuntasan penguasaan kompetensi. Penilaian dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, dan penilaian akhir suatu pendidikan. Dalam penelitian ini terdapat 4 lembar penilaian yaitu : lembar evaluasi pertama adalah penilaian kognitif berupa pemahaman; lembar evaluasi kedua adalah penilaian produk, lembar evaluasi ketiga adalah lembar penilaian afektif dalam kegiatan pembelajaran; dan  lembar evaluasi keempat adalah penilaian perilaku berkarakter
6.   Menurut Briggs (Komalasari, 2008:112) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Media pembelajaran yang digunakan dalam perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter ini berupa gambar dan model yang berkaitan dengan materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Media yang digunakan, dibuat dan dirancang dengan sederhana dan mudah digunakan dengan memanfaatkan teknologi serta fasilitas yang ada di sekolah.

Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang berkualitas, perlu ditetapkan kriteria kualitas hasil pengembangan yang sesuai. Kriteria yang digunakan adalah kriteria hasil pengembangan yang dikemukakan Nieveen (Subekti, 2010:76), yaitu: (1) kevalidan (validity), (2) kepraktisan (practicality), dan (3) keefektifan (effectiveness).
Kevalidan suatu produk menurut Nieveen (Subekti, 2010:76), dikaitkan dengan dua hal, yaitu (1) apakah hasil pengembangan didasarkan pada rasional teoretis yang kuat, dan (2) apakah terdapat konsistensi secara internal. Sedangkan untuk kepraktisan, menurut Nieveen (Subekti, 2010:77), dipenuhi jika (1) ahli dan praktisi menyatakan bahwa sesuatu yang dikembangkan itu dapat diterapkan, dan (2) dalam kenyataannya sesuatu yang dikembangkan itu memang benar-benar dapat dapat diterapkan. Dalam penelitian ini, kevalidan dan kepraktisan hasil pengembangan perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter mengacu pada kriteria menurut Nieveen tersebut. Penentuan kevalidan dan kepraktisan dilakukan oleh para ahli atau orang yang mengerti tentang perangkat pembelajaran.
Sedangkan keefektifan dapat dilihat dari (1) mengimplemetasikan materi ajar di kelas dan (2) pengamatan terhadap kemanfaatan saat dipakai (whilst-use), dan kemanfaatan setelah dipakai (post-use) untuk menemukan efek-efek sebenarnya dari materi (Subekti, 2010:78). Keefektifan ini dilihat dari respon siswa dalam uji coba di lapangan dan dari hasil belajar siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran.

Model Hipotetik dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA


D.      Model Hipotetik
Berdasarkan  rumusan masalah, landasan teori dan hasil pengamatan di lapangan, maka diajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah: ”dengan membuat perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter dapat dilaksanakan pembelajaran IPA yang efektif ”. Maka model hipotetik dapat dilihat pada gambar berikut:


Kerangka Berpikir dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA


C.      Kerangka Berpikir
Uma Sekaran (Sugiyono,  2011:  60)  mengemukakan  bahwa “kerangka berpikir  merupakan  model  konseptual  tentang  bagaimana  teori  berhubungan dengan berbagai faktor yang  telah diidentifikasi.”
Untuk  mencapai keberhasilan atau ketercapaian tujuan pendidikan karakter bangsa diperlukan rencana tindakan (action plan) implementasi pendidikan karakter bangsa di sekolah. Rencana tindakan itu meliputi: integrasi komponen karakter bangsa ke dalam pembelajaran dan pembudayaan komponen karakter bangsa ke dalam budaya sekolah. Rencana tindakan tindakan pertama mewujud dalam silabus dan RPP serta proses pembelajaran.
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu aspek penting keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Perangkat pembelajaran merupakan rambu-rambu bagi seorang pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas. Yang tak kalah penting fungsi dari perangkat pembelajaran adalah sebagai bahan evaluasi bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian standar kompetensi yang telah disampaikan. Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang.
Salah satu bentuk persiapan tersebut adalah dengan membuat perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter khususnya pada materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit yang disesuaikan dengan karakter siswa kelas IV SDN .... Dengan tujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid, efektif, dan praktis yang dapat digunakan untuk siswa kelas IV di SDN ... serta diharapkan dapat mencapai keberhasilan tujuan pendidikan  karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran IPA. Mulai dari menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, hingga alat penilaian dengan memperhatikan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam pembelajaran.
Ketercapaian tujuan pembelajaran yang didalamnya terintegrasi pendidikan karakter tidak dapat terlepas dari kemampuan seorang guru untuk menyampaikan pembelajaran.  Agar dapat terlaksananya pembelajaran IPA yang efektif diperlukan sebuah perangkat pembelajaran IPA yang valid dan praktis untuk diterapkan di kelas. Perangkat pembelajaran IPA  berbasis karakter ini dalam pengembangannya tentu harus memenuhi syarat-syarat teoritis, yaitu harus memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan untuk dapat diterapkan di kelas.

Penelitian yang Relevan dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA


B.      Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengenai pengembangan perangkat pembelajaran IPA berbasis karakter pada materi Perubahan kenampakan bumi dan benda langit untuk siswa kelas IV di SDN .... Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Yang pertama adalah penelitian dari Faridatul Ika Maylinda pada tahun 2012 yang berjudul “Pengembangan Desain Pembelajaran IPA Berbasis Karakter untuk Siswa Kelas V SDN I Wonokoyo Kota Malang”. Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain pembelajaran yaitu RPP IPA yang semula hanya berorientasi pada pengembangan kognisi siswa menjadi sebuah desain pembelajaran yang berbasis karakter.
Kedua, penelitian dari Darmiyati Zuchdi, et. al. pada tahun 2010 yang berjudul ”Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pendidikan karakter dengan menggunakan pendekatan komperhensip yang terintegrasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, IPA dan IPS. Penelitian ini dilakukan di empat sekolah dasar di DIY Yogyakarta.
Penelitian ketiga dari Fitri Siti Sundari pada tahun  2012 yang berjudul Analisis Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter tercermin dalam perencanaan pembelajaran IPA, pelaksanaan pembelajaran IPA, evaluasi, buku ajar, dan LKS yang digunakan di Kelas IV Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian keempat adalah penelitian Hasan Subekti pada tahun 2010 yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains SMP Berorientasi Pendidikan Berkarakter dengan Model Kooperatif pada Materi Sensitivitas Indera Peraba. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran sains SMP berorientasi pendidikan berkarakter dengan model kooperatif pada materi sensitivitas indera peraba. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan dengan mengacu pada model Plomp.
Penelitian kelima, penelitian dari Indriastuti, et. al. pada tahun 2011 yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Konstruktivisme Berbasis Humanistik dengan Metode Two Stay Two stray  Berbantuan CD Interaktif pada Materi Geometri Dimensi Dua Kelas X. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran konstruktivisme berbasis humanistik dengan metode two stay two  berbantuan CD interaktif pada materi geometri dimensi dua yang valid dan mengukur efektivitas pembelajaran konstruktivisme berbasis humanistik dengan metode two stay two  berbantuan CD interaktif pada materi geometri dimensi dua. Jenis peneliltian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan mengunakan modifikasi model 4-D dari Thiagarajan menjadi 3-D. Jenis perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah silabus, RPP, buku pegangan siswa, Lembar Kerja Siswa, CD Interaktif, dan Tes Prestasi Belajar (TPB).
Adapun perbedaan penelitian yang dilaksanakan peneliti dengan keenam penelitian yang relevan tersebut adalah penelitian yang  dilaksanakan menekankan pada pengembangan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar (Materi ajar), Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran dan Lembar Evaluasi Siswa berbasis karakter pada materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit untuk kelas IV SD. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan model 4-D dari Thiagarajan yang dimodifikasi menjadi 3-D.

Perangkat Pembelajaran



6.        Perangkat Pembelajaran
Menurut Brata (Komalasari, 2011:179), perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran. Sedangkan menurut Suhadi (2007:24), perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk, dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20, “perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Maka, berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 tersebut, maka perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi materi ajar, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
a.         Silabus
Menurut Salim (Gunawan, 2012:278) silabus dapat dimaknai sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pembelajaran. Sedangkan Mulyasa (Gunawan, 2012:279) mengungkapkan pengertian silabus secara lebih terperinci, silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu, dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Sementara itu, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses mengatur mengenai silabus sebagaimana berbunyi:
      Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, ma­teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pen­capaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sum­ber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lu­lusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Ting­kat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), silabus merupakan penjabaran atau pengembangan dari kurikulum pendidikan. Dalam praktiknya, silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik satuan pendidikan dengan mengacu pada standar isi yang telah ada. Silabus bermanfaat dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. 
b.        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada hakikatnya merupakan rencana jangka pendek untuk memperkirakan apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2006:213). Sementara itu, menurut Peraturan Pemerintah  Nomor 41 Tahun 2007, RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyu­sun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Mulyasa (Gunawan, 2012:299) mengungkapkan dua fungsi utama RPP dalam kegiatan pembelajaran, yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. Fungsi perencanaan maksudnya rencana pelaksanaan pembelajaran dapat mempersiapkan sebuah pembelajaran dengan lebih matang. Sedangkan fungsi pelaksanaan maksudnya untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dalam setiap rencana pelaksanaan pembelajaran, terdiri atas beberapa komponen yang saling terkait. Depdiknas (2008) menyebutkan bahwa komponen RPP yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1)        Identitas mata pelajaran yang meliputi:
a)         Satuan pendidikan,
b)        Kelas,
c)         Semester,
d)        Program studi,
e)         Mata pelajaran,
f)         Jumlah pertemuan,
2)        Standar kompetensi
3)        Kompetensi dasar
4)        Indikator pencapaian kompetensi
5)        Tujuan pembelajaran
6)        Materi ajar
7)        Alokasi waktu
8)        Metode pembelajaran
9)        Kegiatan pembelajaran
10)    Penilaian hasil belajar
11)     Sumber belajar
c.         Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Dalam praktiknya, materi ajar yang sering digunakan guru berupa buku ajar atau buku pelajaran.
d.        Penilaian Hasil Belajar
Evaluasi adalah suatu proses penilaian terhadap sesuatu yang diawali dengan kegiatan pengumpulan data yang sistematis. Tujuan akhir evaluasi adalah penyediaan informasi bagi pembuatan suatu keputusan tertentu. Keputusan tertentu tersebut dapat berkaitan dengan sesorang atau sekelompok orang, program, kebijakan, dan sebagainya. dalam pendidikan dan pembelajaran evaluasi memiliki beberapa fungsi yaitu: (1) seleksi, (2) penempatan, (3) diagnosis dan remidial, (4) motivatif/dorongan belajar, (5) pengembangan dan perbaikan strategi pembelajaran, (6) pengembangan dan perbaikan kurikulum, dan (7) pengembangan ilmu.
Secara garis besar evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes. teknik tes dapat diklasifikasi menjadi teknik tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Teknik nontes dalam evaluasi banyak macamnya, beberapa di antaranya adalah: angket (questionaire), wawancara (interview), pengamatan (observation), skala bertingkat (rating scale), sosiometri, paper, portofolio, kehadiran (presence), penyajian (presentation), partisipasi (participation), riwayat hidup, dan sebagainya.
e.         Media Pembelajaran
Menurut Briggs (Komalasari, 2008:112) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Ada sebagian sumber yang menyatakan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu media pembelajaran.
Brown (Arsyad, 2002:86) mengemukakan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Media memiliki beberapa fungsi yaitu, dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa, dapat melampaui ruang kelas, memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya, media dapat menghasilkan keeragaman pengamatan, dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis, serta dapat meningkatkan keinginan dan minat siswa.

Nilai-nilai Karakter dalam Pembelajaran IPA dan Sikap Ilmiah


5.        Nilai-nilai Karakter dalam Pembelajaran IPA dan Sikap Ilmiah
Sains atau IPA berkaitan dengan upaya memahami berbagi fenomena alam secara sistematis. Menurut Puskur (2007), pada hakikatnya proses pembelajaran IPA memiliki empat dimensi yaitu:
a.         Sikap ilmiah, berkaitan dengan sikap rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Sains bersifat open ended.
b.        Proses ilmiah, berkaitan dengan prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah yang meliputi merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan penyelidikan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan.
c.         Produk sains meliputi pengetahuan fakta, pengetahuan konsep, pngetahuan prosedural, serta pengetahuan kognitif.
d.        Aplikasi sains berkaitan dengan penerapan metode ilmiah dan produk sains dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat dimensi tersebut merupakan ciri sains yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, proses pembelajaran IPA seharusnya mencakup keempat dimensi tersebut. Selain pembelajaran IPA bertujuan untuk menguasai pengetahuan IPA  sebagai produk, tetapi juga menguasai sikap ilmiah, proses ilmiah, dan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui proses pembelajaran yang menerapkan proses ilmiah, siswa dapat memperoleh pendidikan nilai/karakter berupa sikap ilmiah yang kemudian dapat membentuk kepribadian siswa yang berkarakter. Karakter tersusun dari sejumlah sikap. Adanya dimensi sikap ilmiah dan proses ilmiah dalam proses pembelajran IPA memungkinkannya dilakukan pendidikan kearakter dalam pembelajaran IPA.
Sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA merupakan bagian dari sikap pada umumnya dan sikap adalah bagian dari nilai, yaitu nilai kehidupan. Bila penanaman nilai kehidupan dalam pembelajaran IPA terjadi berulang-ulang, maka diharapkan nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi dalam diri siswa. Dengan kata lain, dalam setiap mata pelajaran, termasuk pembelajaran IPA, sangat diharapkan bahwa materi yang diajarkan tidak hanya bersifat pengetahuan sekolah, tetapi juga menjadi pengetahuan dalam diri siswa yang pada akhirnya ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Dengan demikian terjadilah keselarasan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Sejumlah sikap ilmiah yang tercermin dalam pembelajaran IPA dapat menjadi nilai kehidupa peserta didik dimana nilai-nilai kehidupan secara bersama-sama akan membentuk kepribadian peserta didik.

Bersambung ke ------->>> 6. Perangkat Pembelajaran

Pendidikan Karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran IPA



4.        Pendidikan Karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran IPA
Yang dimaksud dengan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku siswa sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan siswa menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan siswa mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Menurut Samani (2011:114) secara umum, kegiatan belajar yang potensial dapat mengembangkan karakter siswa memenuhi prinsip-prinsip atau kriteria berikut.
a.         Tujuan
Dalam hal tujuan, kegiatan belajar yang menanamkan nilai adalah apabila tujuan kegiatan tersebut tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga sikap. Oleh karenanya, guru perlu menambah orientasi tujuan setiap atau sejumlah kegiatan belajar dengan pencapaian sikap atau nilai tertentu, misalnya kejujuran, rasa percaya diri, kerja keras, saling menghargai, dan sebagainya.
b.        Input
Input dapat didefinisikan sebagai bahan/rujukan sebagai titik tolak dilaksanakannya aktivitas belajar oleh siswa. Input tersebut dapat berupa teks lisan maupun tertulis, grafik, diagram, gambar, perangkat, charta, benda sesungguhnya, film, dan sebagainya. Input yang dapat memperkenalkan nilai-nilai adalah yang tidak hanya menyajikan materi/pengetahuan, tetapi yang juga menguraikan nilai-nilai yang terkait dengan materi/pengetahuan tersebut.
c.         Aktivitas
Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh siswa (bersama dan/atau tanpa guru) untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitas-aktivitas belajar aktif yang antara lain mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner-centered. Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous learning dan berpusat pada siswa secara otomatis akan membantu siswa memperoleh banyak nilai. Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat demikian antara lain diskusi, eksperimen, pengamatan/observasi, debat, presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek.
d.        Pengaturan (Setting)
Pengaturan (setting) pembelajaran berkaitan dengan kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu, berpasangan, atau dalam kelompok. Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yang terdidik. Setting waktu penyelesaian tugas yang pendek (sedikit), misalnya akan menjadikan siswa terbiasa kerja dengan cepat sehingga menghargai waktu dengan baik. Sementara itu kerja kelompok dapat menjadikan siswa memperoleh kemampuan bekerjasama, saling menghargai, dan lain-lain.
e.         Peran guru
Peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran guru pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran guru pada kebanyakan kegiatan pembelajaran apabila buku guru tidak tersedia. Peran guru yang memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai oleh siswa antara lain guru sebagai fasilitator, motivator, partisipan, dan pemberi umpan balik.

f.         Peran siswa
Seperti halnya dengan peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar, peran siswa biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit juga. Pernyataan eksplisit peran siswa pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran siswa pada kebanyakan kegiatan pembelajaran. Agar siswa terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter, siswa harus diberi peran aktif dalam pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dsb.
g.        Pelaksanaan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar siswa mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan perangkat pelaksanaan nilai-nilai bagi siswa.
h.        Tindak Lanjut Pembelajaran
Tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) diberikan untuk memfasilitasi siswa belajar lebih lanjut tentang kompetensi yang sudah dipelajari dan internalisasi nilai lebih lanjut. Tugas-tugas tersebut antara lain dapat berupa PR yang dikerjakan secara individu dan/atau kelompok baik yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang singkat ataupun panjang (lama) yang berupa proyek. Tugas-tugas tersebut selain dapat meningkatkan penguasaan yang ditargetkan, juga menanamkan nilai-nilai.
Untuk membantu fokus penanaman nilai-nilai utama tersebut, nilai-nilai tersebut perlu dipilah-pilah atau dikelompokkan untuk kemudian diintegrasikan pada mata pelajaran-mata pelajaran yang paling cocok.
 
Tabel 2.2
Distribusi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran
No
Mata Pelajaran
Nilai Utama
(a)
(b)
(c)
1

Pendidikan Agama
Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan social, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, peduli
2
PKn
Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
3
Bahasa Indonesia
Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis.
4
IPS
Nasionalis, menghargai keberagaman, Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras
5
IPA
Religius, ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu

Tabel 2.2
Distribusi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran
(lanjutan)
(a)
(b)
(c)
6
Bahasa Inggris
Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan social
7
Seni Budaya
Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, jujur, disiplin, demokratis
8
Penjasorkes
Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain
9
TIK/Keterampilan
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain
10
Muatan Lokal
Menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, peduli